Atletik Sumbang Emas Terbanyak Indonesia di APG 2015
SURAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Medali emas dari cabang atletik merupakan medali yang paling banyak diraih atlet difabel Indonesia yang berlaga di ASEAN Para Games (APG) 2015 di Singapura beberapa pekan yang lalu.
"Atletik menjadi cabang olahraga peraih medali terbanyak (di APG 2015, Red)," kata Asisten Deputi Olahraga Kebutuhan Khusus Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bayu Rahadian, saat menyampaikan Evaluasi atlet Indonesia yang berlaga di ASEAN Para Games (APG) 2015, di Hotel Lor In, Surakarta, Jawa Tengah, hari Senin (21/12). Indonesia meraih 27 emas, 24 perak dan 16 perunggu. Disusul cabor renang 17 emas, 17 perak dan 16 perunggu. Kemudian Tenis Meja 15 emas, 13 perak dan 10 perunggu. Catur 9 emas, 10 perak dan 6 perunggu. Bulutangkis meraih 8 emas, 4 perak dan 7 perunggu. Sementara Angkat Berat 5 emas, 2 perak dan 2 perunggu,”
Selain itu Bayu menjelaskan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi prestasi yang diraih di APG 2015 Singapura.
Evaluasi dijadwalkan mulai dari Minggu (20/12) sampai dengan Selasa (22/12), dengan menghadirkan beberapa narasumber dari Kemenpora, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), NPC (National Paralympic Committee), Tim Monitoring dan Evaluasi.
Bayu menyebut pemerintah akan mengupayakan bonus atlet peraih medali APG akan disamakan dengan atlet peraih medali emas di SEA Games 2015.
Bayu menambahkan dalam agenda selanjutnya, pemerintah akan membangun PPLP setara Sekolah Ragunan agar atlet NPC Indonesia lebih mempersiapkan kondisinya dengan baik saat berlaga di Asean Para Games ke-9 di Kuala Lumpur Malaysia 2017, Paralympic Rio De Jeneiro, Brasil 2016 dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Satlak Prima, Lukman Niode, menyebut empat cabang yang akan diikuti kontingen Indonesia (renang, atletik, power lifting, table tenis) di Paralimpiade 2016 di Brasil, Indonesia bisa merekrut lebih dari 15 atlet.
“Kita setidaknya butuh 20 atlet untuk memback up juga, dari 20 atlet ini kita lihat persiapannya mulai Januari hingga masa kualifikasi di Bulan Juni 2016,” kata Lukman.
"Karena tidak gampang masuk kualifikasi paralimpiade, menjadi suatu kebanggaan apabila kalau sudah masuk, karena menuju dan masuk kualifikasinya sangat sangat susah,” Lukman menambahkan.
Sementara Tim Monitoring dan Evaluasi dari Universitas Sebelas Maret, Sapta Kunta Purnama menyampaikan tren kemenangan kontingen Indonesia meraih medali emas sebenarnya naik. Sapta menyarankan di segi usia Indonesia membutuhkan regenerasi atlet paralimpiade.
“Malaysia dan Vietnam, saya prediksi akan menurunkan atlet yang memasuki usia golden age pada APG 2017 mendatang tetapi saya kira mereka prestasinya akan stagnan bahkan menurun. Beberapa rekomendasi kami misalnya perlu adanya peningkatan klasifikasi secara kualitas dan kuantitas,” kata Sapta.
“Dukungan tim performance analysis saat lomba atau tanding, kecukupan dan kualitias logistik sangat terkait prestasi atlet untuk masing masing cabang serta SDM pengelola yang menunjang,” kata Sapta. (kemenpora.go.id)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...