Olahraga Dunia: Keberhasilan Barcelona Menghiasi Tahun 2015
SATUHARAPAN.COM – Klub sepak bola asal Spanyol, Barcelona menyita perhatian dunia, banyak pengamat yang telah memprediksi klub dari Provinsi Catalunia, Spanyol ini akan degan mudah memenangi setiap pertandingan, namun setelah dilihat mereka tidak melalui mulus kemenangan yang mewarnai peristiwa olahraga di 2015.
Kegemilangan Barcelona terlihat baru-baru ini dengan kesuksesan mereka pada hari Minggu (20/12) malam WIB, di Stadion Internasional, Yokohama, Jepang saat mencatatkan kemenangan dan menjadi juara Piala Antarklub Dunia 2015 setelah di partai final menggasak wakil Argentina, River Plate dengan kedudukan akhir 3-0.
Lionel Messi, yang sempat dikhawatirkan tidak dapat bermain ternyata memberi kontribusi dan “seperti biasa” merepotkan pertahanan lawan. Tim yang dilatih Luis Enrique ini tercatat sudah empat kali memenangi Piala Antarklub Dunia, yakni pada 2009, 2011, 2014, dan 2015.
Konsistensi Barcelona membuktikan tim ini tetap tangguh walau tanpa sosok mantan pelatihnya, Josep Guardiola. Saat masih ditangani Guardiola, Barcelona memenangkan Piala Antarklub Dunia pada 2009 dengan mengalahkan klub Argentina, Estudiantes dengan skor 2-1, kemudian pada 2011 Barcelona memenangkan kembali dengan mengalahkan wakil Brasil, Santos dengan kedudukan akhir 4-0.
Tidak puas dengan dua gelar, Barcelona pada 2014 meraih kembali gelar tersebut dengan mengalahkan wakil Argentina lainnya, San Lorenzo dengan skor 2-0. Seluruh gelar Piala Antarklub Dunia itu ada di bawah era kepelatihan Josep Guardiola. Namun, saat musim kompetisi Liga Primera Spanyol 2015-2016 dimulai publik mulai percaya kembali bahwa Luis Enrique akan menghadirkan gelar, seperti yang dia pertontonkan hari Minggu (20/12) di Yokohama, Jepang saat membawa Barcelona menggasak River Plate 3-0.
Piala Antarklub Dunia merupakan ajang yang mempertemukan para klub sepak bola yang menjuarai juara konfederasi sepak bola di berbagai penjuru dunia mulai dari UEFA (Eropa), OFC (Oseania) , AFC (Asia), CAF (Afrika), CONMEBOL (Benua Amerika bagian Selatan), dan CONCACAF ( Benua Amerika bagian utara).
Banyak pengamat yang meragukan Barcelona akan mampu membagi konsentrasi, karena padatnya jadwal pertandingan Barcelona di musim 2015-2016, terlebih Lionel Messi, penyerang andalan mereka sempat cedera, penyerang Barcelona dan tim nasional Argentina itu sempat cedera saat menghadapi Las Palmas di Liga Primera Spanyol pada (23/10), Messi sempat cedera beberapa bulan sebelum pulih menjelang Barcelona bertolak menuju Jepang guna berpartisipasi di Piala Antarklub Dunia 2015.
Di awal musim ini tanda-tanda keberhasilan Barcelona sudah terlihat dengan menjuarai Piala Super Eropa, saat gol di menit ke-115 perpanjangan waktu yang dicetak Pedro Rodrigues memastikan Barcelona memenangkan ajang yang mempertemukan juara Liga Champions dan Liga Europa musim kompetisi sebelumnya. Barcelona menjuarai Piala Super Eropa 2015/2016 setelah menang dengan skor tipis 5-4 atas klub sesama Spanyol, Sevilla pada laga yang dihelat di Stadion Boris Paichadzis, Tbilis, Georgia, Rabu (12/8) dini hari WIB.
Pertandingan harus digelar dengan perpanjangan waktu 30 menit sebab setelah laga berlangsung di waktu normal, 90 menit skor menunjukkan hasil imbang 4-4.
Dua bulan sebelumnya, Barcelona memastikan berlaga di Piala Super Eropa karena menjuarai Liga Champions dengan menundukkan Juventus dengan skor 1-3 pada laga yang berlangsung Minggu (7/6) dini hari WIB di Stadion Olimpiade Berlin, Jerman.
Leicester Mengejutkan
Dari kompetisi sepak bola yang disebut para penggemar sepak bola sebagai paling kompetitif sedunia, Liga Primer Inggris, publik penggemar sepak bola tidak menyangka bahwa Leicester City akan berbicara banyak dan mampu menduduki peringkat teratas.
Leicester City saat ini ada di peringkat teratas Liga Primer Inggris, mereka bisa mengangkangi klub-klub tenar seantero dunia macam Arsenal, dan dua saudara asal Manchester, Manchester City dan Manchester United. Leiceister, hingga hari Senin (21/12), menurut Livescore, ada di urutan teratas dengan nilai 38 hasil dari 17 kali pertandingan 11 kali menang, lima kali hasil imbang, dan hanya satu kali menerima kekalahan.
Pelatih Leicester City, Claudio Ranieri yang membawa Leicester promosi dari Divisi I pada awal musim ini tetap bersikap rendah hati karena dia mengaku tidak ada resep atau strategi khusus dalam menghadapi kerasnya Liga Primer Inggris.
“Mungkin di sini tidak ada beberapa pemain besar namun ini adalah tim dengan semangat yang besar,” ungkap Ranieri seperti diberitakan Soccerway, beberapa waktu lalu.
Ranieri menyebut seluruh pemainnya hebat, dan pemain hebat menurut dia adalah pemain yang sebelumnya tidak pernah dipandang publik.
Namun demikian, Ranieri telah menyerukan tetap berkepala dingin dari para pemainnya, yang ia percaya sekarang bisa bermain tanpa tekanan.
Di sisi lain publik Sepakbola Inggris dikejutkan dengan pemecatan pelatih bertangan dingin, berpengalaman sekaligus kontroversial Jose Mourinho yang dipecat dan harus meninggalkan klub yang dia bangga-banggakan dengan julukan Special One, Chelsea.
Klub Liga Inggris Chelsea, mengeluarkan pernyataan resmi tentang pemecatan pelatih Jose Mourinho pada hari Kamis (17/12).
Chelsea tercatat dua kali merekrut Mourinho yang pertama pada Juni 2004 namun Mourinho dipecat pada September 2007, dan dia pergi ke Inter Milan, dan Real Madrid. Berikutnya, yakni dari 10 Juni 2013 sampai 17 Desember 2015.
Catatan Soccerway menyebut saat ini Chelsea berada di peringkat ke-16 Klasemen Sementara Liga Primer Inggris dengan 15 poin dari 16 pertandingan, Chelsea hanya mampu meraih empat kemenangan, tim dari London itu meraih tiga kali hasil imbang dan sudah sembilan kali kalah.
Korupsi FIFA: Hancurnya Persepakbolaan Dunia
FIFA ban Sepp Blatter and Michel Platini from football for 8 years over corruption scandal https://t.co/14KQN9PMb0 pic.twitter.com/SgBFVN3Umh
— Liverpool Echo (@LivEchonews) December 21, 2015
Di balik kegemilangan Barcelona dan Leicester City yang memberi warna dalam persepakbolaan dunia, justru di otoritas tertinggi sepak bola dunia malah tercoreng dengan adanya skandal korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan beberapa pejabat FIFA dan konfederasi sepak bola di berbagai benua yang berkaitan dengan masalah finansial.
Pada Mei 2015, beberapa pejabat FIFA ditangkap oleh polisi Swiss atas permintaan Amerika Serikat (AS) atas tuduhan korupsi.
Kejaksaan Agung Swiss menyebut setelah para pejabat tersebut ditangkap kemudian diekstradisi ke AS. Berkaitan dengan penangkapan tersebut, kepolisian Swiss menggeledah markas besar FIFA dengan menyita dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penyelidikan suap yang diberikan untuk Piala Dunia 2018 dan 2022.
Terkuaknya skandal korupsi FIFA menuai desakan dari berbagai pihak agar organisasi itu segera melakukan perubahan, namun untuk kali pertama para suara bulat dari empat sponsor utama FIFA tersebut secara terang-terangan menuntut pengunduran diri Blatter, yang sempat terpilih secara aklamasi sebagai Presiden FIFA. Pemilihan presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang baru akan dilakukan pada 26 Februari 2016, menurut Soccerway, Senin (20/7), Komite Eksekutif FIFA mengumumkan bahwa pemilihan tersebut akan dilakukan di Zurich, Swiss.
Skandal Doping Atletik Rusia
Russia should be banned from Olympics, says British long-distance champion @jopavey https://t.co/ZlIoB6tvme #doping pic.twitter.com/FhpfW4LWIF
— Adam Jacques (@adamjacques88) November 30, 2015
Dari cabang olahraga atletik, Rusia menorehkan tinta hitam dan kelabu dalam sejarah olahraga mereka karena IAAF (Federasi Atletik Internasional) memutuskan melarang Rusia terjun dalam cabang olahraga atletik di Olimpiade 2016 yang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil.
Mantan Presiden Organisasi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) Dick Pound menyimpulkan, temuan tersebut mengungkap sebuah budaya kecurangan dalam dunia atletik Rusia.
CNN melansir, Senin (9/11), dalam laporan disebutkan sebanyak lebih dari 1.400 sampel sengaja dihancurkan oleh laboratorium Moskow setelah WADA memintanya.
Laporan tersebut menunjukkan, dugaan penggunaan doping juga terjadi di even Olimpiade 2012 di London. Saat itu, Rusia memenangkan 24 medali emas,
Russia the first country to be banned from international competition because of doping offences https://t.co/K8LzATUd8n
— Richard Vaughn MD (@rvaughnmd) November 27, 2015
Badan Antidoping Internasional (WADA) menyerukan agar Rusia dilarang ikut serta di semua kompetisi atletik internasional karena meluasnya pelanggaran yang dilakukan oleh atlet dan pengurus olahraga di Rusia.
Pernyataan resmi Interpol menjelaskan bahwa IAAF dan WADA akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyelidiki korupsi pada tingkat global di berbagai organisasi atletik. Pihak kejaksaan Prancis menuduh mantan presiden IAAF, Lamine Diack terlibat dalam skandal ini karena diduga menerima uang sogokan, terutama dari Rusia, untuk menutupi skandal. (wikipedia.org/ wikipedia.org/ fifa.com/ livescore.com/ soccerway.com/ 20minutes.fr).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...