Atraksi Budaya Pukul Sapu Negeri Mamala dan Morela Refleksi Perdamaian
AMBON, SATUHARAPAN.COM – Masyarakat Negeri (Desa) Mamala dan Negeri Morela di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, menggelar acara tahunan Atraksi Budaya Pukul Sapu Lidi, yang dilaksanakan setiap tanggal 7 Syawal atau seminggu setelah perayaan Idul Fitri.
Pada tahun ini, atraksi budaya yang dikenal masyarakat setempat dengan nama “Pukul Manyapu” itu dilaksanakan bersamaan di kedua negeri. Di Negeri Morela, acara dipusatkan di Lapangan 7 Syawal pada Minggu, 2 Juli lalu.
Pelaksanaan atraksi budaya yang melibatkan Negeri Mamala dan Negeri Morela dianggap menjadi refleksi perdamaian yang terbina di antara kedua negeri, seperti disampaikan Raja Negeri Morela, H Sialana Yunan. Atraksi itu cermin nyata dari perdamaian yang dirasakan masyarakat kedua negeri dalam beberapa tahun terakhir.
“Persiapannya sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami sungguh berbesar hati bahwa kami, kedua negeri, Mamala dan Morela ini, sudah damai, jadi pelaksanaan bisa berjalan dengan baik,” ujar Yunan kepada Niar Abdul Litiloly dari rri.co.id.
Yunan mengapresiasi kinerja Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Munardo atas usaha Pangdam beserta jajarannya membina masyarakat Mamala dan Morela yang pernah terlibat konflik. Meski bertetangga dan terlibat atraksi budaya setiap tahun, kedua negeri itu pernah terlibat konflik beberapa tahun.
Yunan bahkan menganggap kehadiran Pangdam di negerinya tak lepas dari campur tangan Tuhan. “Melalui program-program beliau yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan pembinaan terhadap keluarga korban konflik, menimbulkan kesadaran masyarakat bahwa konflik di antara kedua negeri bertetangga ini adalah hal yang sia-sia,” katanya.
Melalui pembinaan Pangdam XVI/Pattimura beserta jajarannya, masyarakat dapat membandingkan bagaimana ruang gerak dan pertumbuhan ekonomi saat konflik terjadi dengan keadaan setelah konflik berakhir. Perbandingan itulah yang membawa kesadaran masyarakat bahwa konflik tidak mendatangkan keuntungan bagi siapa pun. Yunan optimistis ke depan Negeri Mamala dan Negeri Morela dapat terus hidup berdampingan dalam perdamaian.
Atraksi Pukul Sapu di Negeri Mamala dan Negeri Morela dilaksanakan sejak abad ke-17 Masehi. Pelaksanaan atraksi itu sebagai bentuk perayaan terhadap rampungnya pembangunan masjid di Negeri Mamala. Untuk perayaan tahun 2017, atraksi dilaksanakan bersamaan, masing-masing dihadiri pejabat pemerintahan di Maluku.
Tahun ini perayaan di Negeri Morela juga dihadiri Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dan Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal, selain Pangdam.
Ritual pelaksanaan Atraksi Pukul Sapu Lidi dimulai sejak Kamis (29/6) dengan proses pengambilan sapu lidi dari pohon enau. Selain Pukul Sapu Lidi sebagai suguhan utama, juga ditampilkan Tari Saliwangi, Tari Cakalele, dan Atraksi Bambu Gila.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...