Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 00:01 WIB | Minggu, 21 Juli 2024

Australia Janji Minta Pertanggungjawaban Rusia atas Jatuhnya Pesawat MH17 Malaysia Airlines

Foto bertanggal Selasa, 13 Oktober 2015 ini menunjukkan puing-puing pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH17 yang direkonstruksi, dipajang saat konferensi pers di Gilze-Rijen, Belanda tengah. Belanda dan Ukraina berpendapat Rabu, 27 Januari 2022, bahwa pengadilan tinggi Eropa harus mendengar kasus mereka yang berusaha untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas pelanggaran hak asasi manusia di Ukraina timur termasuk jatuhnya jet penumpang tahun 2014 yang menewaskan 298 orang di dalamnya. (Foto: dok.AP/Peter Dejong)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM-Australia pada Rabu (17/7) berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17 sepuluh tahun lalu yang menewaskan hampir 300 orang.

Pada 17 Juli 2014, Boeing 777 -- dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur – ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara BUK buatan Rusia di wilayah timur Ukraina.

Seluruh penumpang yang berjumlah 298 orang tewas, termasuk 38 warga Australia.

Australia “tidak akan tergoyahkan dalam komitmen kami untuk meminta pertanggungjawaban Rusia,” kata Menteri Luar Negeri, Penny Wong, kepada kerabat dan pejabat tinggi yang berduka pada upacara peringatan di parlemen di Canberra.

“Saya berkomitmen kembali untuk mengejar kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas kolektif atas kemarahan yang dilakukan pada 17 Juli 2014,” katanya.

“Kesedihan tidak pernah sepenuhnya hilang dari kita, tetapi waktu dan cinta dapat mengurangi bebannya.”

Nama-nama warga Australia yang meninggal dibacakan pada upacara peringatan sementara anggota keluarga menaruh bunga emas di karangan bunga, banyak yang berhenti sejenak atau menyeka air mata.

Pengadilan Belanda telah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada tiga pria secara in-absentiaatas peran mereka dalam menjatuhkan pesawat di wilayah pro Rusia yang dikuasai separatis pada tahap awal perang yang menyebabkan Moskow merebut semenanjung Krimea.

Australia dan Belanda sedang mengajukan kasus terhadap Rusia ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, sebuah badan PBB dengan kewenangan penegakan hukum yang terbatas.

Rusia membantah terlibat dalam insiden tersebut.

Paul Guard, yang kehilangan orang tuanya dalam penerbangan tersebut, mengatakan 10 tahun terakhir merupakan “jalan yang panjang” dan dia ingin Rusia mengakui tanggung jawabnya.

“Saya selalu menyalahkan konflik itu sendiri atas tragedi tersebut. Saya rasa tidak ada orang yang bermaksud menjatuhkan pesawat penumpang,” katanya kepada stasiun televisi nasional ABC(AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home