Austria Tutup Sebuah Masjid Terkait Radikalisasi Penyerang
WINA, SATUHARAPAN.COM-Austria menutup sebuah masjid dan perkumpulan Islam yang sering dikunjungi oleh seorang pria yang menembak mati empat orang di Wina pada hari Senin (2/11), kata Menteri Integrasi, Susanne Raab, mengatakan pada hari Jumat (6/11).
Kedua tempat itu telah berkontribusi pada radikalisasi penyerang, katanya dalam konferensi pers.
Terdakwa jihadis berusia 20 tahun ditembak mati oleh polisi dalam beberapa menit setelah melepaskan tembakan ke para pengunjung di bar. Dia kemudian diidentifikasi sebagai Kujtim Fejzulai, yang berasal dari Wina.
Polisi di Jerman pada hari Jumat menggeledah rumah dan bisnis yang terkait dengan empat orang yang diyakini memiliki hubungan dengan penembak, yang oleh pihak berwenang Austria digambarkan sebagai "teroris Islamis".
Orang-orang dari Jerman yang diawasi oleh intelijen Jerman menghabiskan waktu dengan penyerang di ibu kota Austria itu pada musim panas, kata kepala polisi Wina, Gerhard Puerstl, pada konferensi pers.
Informasi itu, digabungkan dengan intelijen dari Slovakia bahwa penyerang telah mencoba membeli amunisi di sana, dan bisa mengarah pada "hasil yang berbeda" dan penilaian yang berbeda atas ancaman yang ia ajukan, kata Puerstl.
Kerja Sama
Austria, negara berpenduduk 8,9 juta orang, memiliki sekitar 600.000 penduduk Muslim, yang sebagian besar adalah orang Turki atau memiliki keluarga asal Turki.
Komunitas agama Islam, IGGO, mengatakan kebebasan beragama adalah nilai penting, tetapi juga harus dilindungi dari dalam jajarannya sendiri. Dikatakan pihaknya bekerja dengan pihak berwenang untuk menutup masjid.
Setelah salat Jumat di sebuah masjid di Wina, Imam Salim Mujkanovic mengecam serangan itu dan berkata: "Hari ini adalah seruan kepada para pemuda yang mungkin tidak memiliki hubungan erat (dengan ekstremis) melalui internet atau secara pribadi, tetapi ada bahaya bahwa mereka mungkin terlibat dalam hal ini di masa depan."
15 Ditangkap
Austria telah menangkap 15 orang sehubungan dengan serangan itu. Pengadilan Wina memerintahkan delapan dari mereka, berusia 16-24 tahun, untuk ditahan, katanya pada hari Jumat (6/11).
"Mereka diduga kuat telah berkontribusi dalam kejahatan pembunuhan, termasuk dalam organisasi teroris dan organisasi kriminal dengan mendukung penyerang menjelang serangan itu," kata pengadilan, dan menambahkan bahwa keputusannya pada awalnya berlaku hingga November. 20.
Polisi di Jerman pada hari Jumat menggeledah rumah dan bisnis yang terkait dengan empat orang yang diyakini memiliki hubungan dengan penembak. Dan Swiss juga telah menangkap dua pria yang menurut pihak berwenang di sana mengenal penyerang. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...