Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 07:19 WIB | Rabu, 25 September 2024

Autopsi Tujuh Jenazah di Kali Bekasi, Mereka Telah Meninggal 24 Jam Sebelum Ditemukan

Kabid Yandokpol RS Polri, Kombes Pol Herry Wijatmoko. (Foto: Humas Polri)

BEKASI, SATUHARAPAN.COM-Pihak RS Polri menduga bahwa ketujuh korban yang jenazahnya ditemukan di Kali Bekasi telah berada di air selama setidaknya 24 jam sebelum ditemukan. Misteri di balik penemuan ini memicu spekulasi dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi, Kota Bekasi, menjadi pusat perhatian warga dan aparat keamanan. Ditemukan pada hari Sabtu, 21 September 2024, ketujuh jenazah tersebut kini berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani proses identifikasi dan autopsi.

Kabid Yandokpol RS Polri, Kombes Pol Herry Wijatmoko, menjelaskan bahwa berdasarkan kondisi tubuh yang sudah mulai mengalami pembusukan, para korban diduga sudah terendam air selama 24 jam.

“Jadi dari pemeriksaan awal, ketujuh jenazah ini memiliki ciri-ciri yang hampir sama. Mereka ditemukan terendam air dan proses pembusukan sudah mulai terlihat,” ungkap Herry saat ditemui di RS Polri, hari Minggu (22/9/2024).

Menurut Herry, suhu air yang dingin di Kali Bekasi mungkin memperlambat proses pembusukan pada tubuh korban. “Air itu suhunya rendah, sehingga memperlambat pembusukan. Namun, begitu diambil dari air, proses pembusukan akan berjalan lebih cepat,” katanya.

Meski demikian, tim forensik masih harus memastikan apakah ada tanda-tanda kekerasan atau luka lebam di tubuh para korban. Herry menegaskan bahwa pemeriksaan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian.

“Kami sedang melakukan pemeriksaan, sedang melakukan pemeriksaan,” katanya.

Penjelasan Polres Bekasi Kota

Polres Metro Bekasi Kota menjelaskan kronologi upaya pembubaran 60 remaja dan anak di salah satu bedeng Jl. Cipendawa, Jatiasih, Bekasi, yang hendak tawuran. Dari lokasi tersebut, 22 remaja dan anak diamankan.

Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Audy Joize Oroh, menjelaskan, awalnya masyarakat melaporkan sudah ada berkumpul sekitar 30 kendaraan roda dua dengan 60 orang di tempat itu. Kemudian, dari keterangan saksi juga diperoleh bahwa mereka melakukan aktivitas minum-minuman beralkohol dan terindikasi ada senjata tajam di lokasi tersebut.

Kemudian, sekitar pukul 03:30 dini hari Tim Perintis Presisi datang ke tempat itu. Setelah melihat adanya kedatangan tim Presisi, remaja yang berkumpul di tempat tersebut melarikan diri kocar-kacir mengarah ke perumahan warga dan beberapa mengarah ke arah kali Bekasi.

“Jadi dari keterangan para saksi kami memperoleh keterangan bahwa ada beberapa saksi yang meloncat ke kali Bekasi dan ada beberapa yang memang tidak berani untuk meloncat,” katanya di Polres Metro Bekasi Kota, hari Senin (23/9/24).

Menurut dia, terdapat 22 remaja dengan 21 bilah sajam berupa celurit, 30 motor, dan delapan ponsel diamankan. Total 23 saksi pun telah dilakukan pemeriksaan.

Saat ini, menurut Kasatreskrim, fokus dari penyidik adalah proses identifikasi tujuh orang yang diduga bagian dari remaja yang hendak tawuran. Di sisi lain, dia mengimbau agar keluarga yang merasa kehilangan anggotanya agar melapor ke pos antemortem. “Kami menyampaikan nomor hotline apabila ada informasi bisa menghubungi nomor 081326361995,” katanya.

Dua Jenazah Kali Bekasi Diidentifikasi

Tim medis RS Bhayangkara Polri Kramatjati, Jakarta Timur (Jaktim) berhasil mengidentifikasi dua mayat remaja yang mengambang di Kali Bekasi beberapa waktu lalu. Dua jenazah tersebut adalah Muhammad Rizki (19 tahun) dan Ahmad Davi (16 tahun).

"Total jenazah yang teridentifikasi sampai hari ini adalah dua jenazah," kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri, Brigjen. Pol. Nyoman Eddy Purnama Wirawan, di RS Polri Kramatjati, hari Selasa (24/9/24). Dua jenazah itu teridentifikasi berdasarkan data gigi, sidik jari, medis, dan barang yang dikenakan.

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Pusdokkes Polri Brigjen. Pol. Prima Heru Yulijartono menambahkan, identifikasi jenazah dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. "Tim sudah berupaya maksimal melakukan identifikasi dan untuk memastikan penyebab kematian proses dilakukan dengan prinsip kehati-hatian," katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home