Badai Salju Menyambut Natal di Bethlehem
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM Lagu White Christmas karya Irving Berlin adalah lagu populer di seluruh dunia. Tetapi, lagu itu dianggap tidak cocok di kota yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus: Bethlehem, Palestina. Tahun ini lagu itu dinilai cocok, walaupun tidak sesuai dengan romantisme Bing Crosby yang memopulerkan lagu itu.
Lagu tentang suasana Natal yang diselimuti salju biasanya terjadi di kawasan sub-tropis belahan bumi utara. Sebab, bulan Desember adalah musim dingin di wilayah utara. Di Selatan (Australia, Afrika Selatan, Argentina) pada Natal, mereka menikmati musim panas.
Untuk daerah Timur Tengah, walaupun terletak di belahan utara dan menikmati musim dingin, badai salju jarang terjadi. Badai salju terbesar di wilayah tersebut terjadi terakhir pada akhir 1953. Namun, salju tipis cukup sering terjadi, misalnya pada awal Januari 2012 dan 2013.
Pada 11-15 Desember 2013 ini, badai salju melanda kawasan Timur Tengah. Tidak seperti nyanyian Bing Crosby yang merindukan Natal berselimut salju yang kesannya romantislebih tepatnya diserbu dingin yang menusuk tulangbagi warga Bethlehem, badai ini menghancurkan festival Natal yang rencananya diselenggarakan sebulan penuh sejak 1 Desember lalu.
Banyak wisatawan membatalkan berbagai acara di sekitar Manger Squarealun-alun di depan Gereja Kelahiran Kristus karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan berbahaya dilalui, sebab jalanan menjadi licin.
Akibat Perubahan Cuaca?
Badai musim dingin, Alexa, disebut-sebut sebagai penyebab hujan salju yang menghantam Mesir, Turki, Iran, Israel, Suriah, Yordania, dan Lebanon. Namun, para ilmuwan berhati-hati menghubungkan peristiwa cuaca khusus ini dengan perubahan iklim. Hujan salju yang tidak biasa ini bisa dikaitkan dengan pemanasan bumi. Para ilmuwan mengatakan bahwa walaupun perubahan iklim menurunkan dengan tajam suhu di seluruh dunia pada musim dingin, atmosfer mampu menahan lebih banyak uap air.
Penurunan suhu yang tajam memang meningkatkan kemungkinan menimbulkan hujan salju, terutama di tempat-tempat yang sudah mengalami suhu dingin, seperti kawasan Midwest di Amerika Serikat. Namun, di tempat-tempat yang terlalu hangat untuk salju, biasanya tidak terjadi perbedaan, kecuali ada pergerakan aneh sistem cuaca, seperti yang mungkin terjadi dengan badai Alexa.
Kami telah melihat beberapa indikasi bahwa jumlah uap air sudah meningkat di atmosfer, mungkin sebagai respons terhadap meningkatnya suhu global, kata Kenneth Kunkel, pada Jumat (20/12), pakar cuaca ekstrem dan ilmuwan senior di Cooperative Institute for Climate and Satellites, yang dikelola oleh National Oceanic and Atmospheric Administration. Jadi, yang terjadi di Timur Tengah, mungkin ada sedikit kelebihan kelembaban daripada saat 30 atau 40 tahun yang lalu untuk peristiwa yang sama (perjalanan badai Alexa, Red). Dan, itu yang mungkin telah memberi kontribusi pada jumlah salju yang turun.
Warga Bethlehem mungkin tidak terlalu menyukai lirik Crosby ini:
I'm dreaming of a white Christmas
With every Christmas card I write
May your days be merry and bright
And may all your Christmases be white
I'm dreaming of a white Christmas
just like the ones I used to know
Where the tree tops glisten And children listen
To hear sleigh bells in the snow
I'm dreaming of a white Christmas
With every Christmas card I write
May your days be merry and bright
And may all your Christmases
May all your Christmases
May all your Christmases be white
Sebab, mereka sibuk berjuang untuk meraih lagi perekonomian yang sempat terpuruk akibat badai salju pertengahan Desember lalu. Semoga.
(policymic.com/latimes.com/washingtonpost.com/timesofisrael.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...