Badak Bercula Satu Pertama Lahir di Australia
DUBBO, SATUHARAPAN.COM - Bayi badak bercula satu pertama telah lahir di Kebun Binatang Taronga Western Plains, di Dubbo, New South Wales, Australia. Bayi badak jantan itu lahir pada tanggal 25 Oktober 2015 dari induk bernama Amala.
Menurut keterangan penjaga kebun binatang, kondisi sang bayi dalam keadaan sehat.
Menurut Daftar Merah Serikat Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN), spesies ini tergolong rentan dengan hanya 2.700 ekor yang tersisa di alam liar.
General Manager Kebun Binatang Taronga Western Plains, Matthew Fuller, mengatakan, kelahiran ini adalah hadiah untuk para staf setelah kerja keras bertahun-tahun.
"Untuk membuat kawan kecil ini lahir lebih dari seminggu yang lalu adalah hal sangat signifikan bagi pekerjaan yang telah dilakukan tim," katanya sebagaimana dikutip Australia Plus, hari Selasa (3/11).
Matthew menjelaskan, "Ini meluas ke sejumlah besar pekerjaan yang telah mereka lakukan, bukan hanya di sini di Dubbo dengan spesies ini, tetapi di alam liar juga, di Taman Nasional Kaziranga dan daerah lain di mana mereka tinggal.”
"Kami satu-satunya kebun binatang di Australia yang memiliki tiga spesies badak, dan tiga program pembiakan badak yang sukses, sangat penting bagi spesies ini yang semuanya terancam di alam liar," katanya menambahkan.
Salah seorang pengawas di Kebun binatang Taronga, Jennifer Conaghan, mengatakan, sang bayi telah terlihat menyusu dan para staf sangat senang dengan situasinya sejauh ini.
"Amala sangat protektif terhadapnya. Ia menjaga jarak dengan kami dan menjaga sang bayi begitu dekat, yang sebenarnya apa yang kami harapkan untuk lihat,” tuturnya.
Jennifer mengungkapkan, "Dalam beberapa hari terakhir, Amala telah membawa sang bayi ke belakang kandang, dan kami bisa memantau sejumlah hal lebih dekat."
Program pembiakan badak bercula satu di kebun binatang ini dimulai pada tahun 2009 ketika Amala tiba dari Kebun Binatang Los Angeles untuk bergabung dengan badak jantan Dora, dari Kebun Binatang Nagoya Higashiyama di Jepang.
Matthew mengatakan, setiap kelahiran begitu signifikan karena mengingat nasib badak di seluruh dunia.
"Situasi yang dihadapi badak liar begitu menyedihkan," ungkapnya.
"(Kebun binatang) Taronga aktif mendukung upaya konservasi badak liar di Afrika, Indonesia dan India, termasuk menyediakan dana dan dukungan untuk perlindungan habitat dan peremajaan hutan, anti perburuan dan unit perlindungan badak serta pengurangan konflik manusia-badak,” jelasnya.
Ia menambahkan, "Kami juga salah satu pendiri Yayasan Badak Internasional."
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...