Tantangan Keberadaan Rumah Sakit Kodok di Australia
QUEENSLAND, SATUHARAPAN.COM - Mengelola satu-satunya rumah sakit kodok seharusnya merupakan pekerjaan menyenangkan bagi Deborah Pergolotti, pendiri sekaligus pimpinan Cairns Frog Hospital di Queensland, Australia. Namun pengelolaan rumah sakit ini menghadapi tantangan seiring dengan meningkatnya jumlah "pasien" mereka.
Deborah Pergolotti mendirikan rumah sakit kodok di tahun 1998 dan sejak itu mengelolanya dengan berbagai tantangan. Salah satunya, harus berpindah-pindah lokasi di rumah yang dia sewa di daerah Cairns.
Meski sempat menghentikan kegiatannya di tahun 2003, namun Deborah hingga kini masih terus menjalankan tempat perawatan kodok-kodok itu di rumahnya.
Dalam tujuh tahun terakhir, Deborah mengelola perawatan kodok di sebuah rumah kecil di kawasan yang bukan merupakan habitat kodok di kota itu.
"Orang tidak mau melihat kodok yang menderita, mereka tidak mau lihat kodok-kodok yang kami tangani. Makanya kami kesulitan mengembangkan diri karena apa yang kami tunjukkan hanya kodok-kodok yang sedang menderita akibat apa yang terjadi pada mereka," kata Deborah.
"Kami dianggap menjalankan pekerjaan penting namun kurang memiliki sumberdaya pendukung. Kami mencari orang yang memiliki sumberdaya yang mau membantu konservasi secara umum dan khususnya penyelamatan kodok," kata dia menambahkan.
Karena itu, Deborah ingin membangun tempat perawatan kodok di wilayah pedalaman di mana kodok yang sehat bisa dengan mudah ditemukan, sehingga bisa mengangkat isu hewan amphibi Australia ini.
"Idealnya kami berlokasi di daerah yang banyak kodoknya, sehingga kami bisa mengajak masyarakat untuk berkunjung atau membawa hewan-hewan ini ke pekarangan rumah mereka," jelas Deborah Pergolotti.
Meskipun berlokasi di Kota Cairns, namun tempat perawatan ini menerima "pasien" dari seluruh Queensland. Menurut catatannya, rumahsakit ini telah merawat lebih dari 3.000 ekor kodok selama 17 tahun beroperasi.
"Ada kodok yang bisulan, ada yang mengalami masalah parasit. Kami juga menerima sejumlah kodok yang mengalami kanker," katanya.
Bagi Deborah, meningkatnya kodok yang menderita berbagai penyakit dan kadang yang mengalami cacat, membuatnya sedih. Dia menyebut tingginya penggunaan bahan kimia di rumah tangga sebagai penyebab.
"Di wilayah yang berkembang semakin sedikit kodoknya, sedangkan di daerah yang kurang berkembang kita masih mendapati kodok-kodok yang sehat," jelasnya.
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Deborah mengatakan para voluntir di tempat perawatan kodok ini bertekad meneruskan kegiatan mereka.
"Jika anda bisa melihat kodok dengan gampang di wilayah tempat tinggal anda di tempat terbuka di siang hari, pasti ada yang salah. Ketika kodok tidak berusaha sembunyi dan hanya duduk di tempat terbuka, pasti kodok itu sedang mengalami sesuatu," paparnya.
Jika kebetulan kejadiannya di Kota Cairns, Deborah Pergolotti menyarankan untuk segera membawa kodok itu ke rumah sakit Cairns Frog Hospital. Entahlah jika kejadiannya di tempat lain.
Editor : Eben E. Siadari
Budi Said, Crazy Rich Surabaya Divonis 15 Tahun Penjara Koru...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Terdakwa Budi Said selaku pengusaha yang kerap dijuluki Crazy Rich Suraba...