Badan Nuklir PBB Ambil Sampel Ikan untuk Memferifikasi Temuan Jepang
Ini terkait pembuangan air limbah nuklir di Fukushima, Jepang.
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Inspektur PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mengambil sampel dari pasar ikan dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima pada hari Kamis (19/10) setelah keluarnya air limbah dari fasilitas yang rusak tersebut pada bulan Agustus.
China dan Rusia telah melarang impor makanan laut dari Jepang sejak pembuangan limbah tersebut dimulai, namun Jepang mengatakan hal tersebut aman, sebuah pandangan yang sejauh ini didukung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Sekitar 540 air telah dikumpulkan di kolam sejak tsunami menyebabkan tiga reaktor di Fukushima-Daiichi hancur pada tahun 2011 dalam salah satu bencana nuklir terburuk di dunia.
Jepang mengatakan bahwa air tersebut telah disaring dengan teknologi khusus ALPS dari zat radioaktif, kecuali tritium, dan diencerkan dengan air laut.
Jepang mengatakan pengujian menunjukkan bahwa kadar tritium berada dalam batas aman.
Tim IAEA yang terdiri dari ilmuwan dari China, Korea Selatan, dan Kanada mengumpulkan sampel ikan, air, dan sedimen pekan ini untuk memverifikasi temuan Jepang.
Paul McGinnity, salah satu anggota misi tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa tujuannya adalah “untuk memastikan apakah laboratorium Jepang mengukur dan menganalisis dengan benar” kadar tritium.
“Tritium menjadi perhatian karena kadar tritium seperti yang Anda ketahui relatif tinggi karena tidak dihilangkan melalui proses ALPS,” kata McGinnity.
“Saya dapat mengatakan bahwa kami tidak memperkirakan akan melihat perubahan apa pun (pada tingkat tritium), terutama pada ikan. Kami memperkirakan akan melihat sedikit peningkatan kadar tritium dalam sampel air laut yang sangat dekat dengan titik pembuangan. Namun sebaliknya, kami tidak melakukannya. Kami berharap menemukan tingkat yang sangat mirip dengan apa yang kami ukur tahun lalu.”
Sampel akan dikirim kembali ke laboratorium di negara asal anggota tim untuk ditinjau secara independen, dan IAEA akan mengevaluasi dan mempublikasikan hasilnya.
Rusia pekan ini mengikuti jejak sekutunya, China, dalam melarang impor makanan laut Jepang, meskipun mereka membeli dalam jumlah yang relatif kecil.
Jepang, yang menyebut larangan China bermotif politik, mengatakan tindakan Moskow adalah langkah yang “tidak adil” “tanpa dasar ilmiah.”
Pelepasan air ini bertujuan untuk memberikan ruang untuk mulai menghilangkan bahan bakar radioaktif yang sangat berbahaya dan puing-puing dari reaktor yang rusak. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...