Badan PBB: Perlu Berbulan-bulan Perbaiki Infrastruktur Gaza
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Utusan Sekjen PBB untuk Kemanusiaan, Valerie Amos mengatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki kerusakan infrastruktur PBB yang disebabkan oleh pemboman oleh Israel di Gaza.
"Kerusakan rumah sakit, sekolah dan tempat penampungan yang dikelola badan PBB, UNRWA, di mana pengungsi mencari perlindungan, membutuhkan berbulan-bulan untuk membangun kembali," kata Amos dalam kunjungan ke Iran hari Minggu (17/8).
Amos mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Iran tentang krisis kemanusiaan akibat konflik bersenjata di Jalur Gaza, Suriah dan Irak. Dia menekankan pentingnya kerjasama regional dalam menghadapi krisis yang "belum pernah terjadi sebelumnya" di Timur Tengah.
"Saya berkesempatan mendiskusikan dengan mitra Pemerintah tentang cara memperkuat kemitraan untuk meningkatkan kerja sama regional untuk bantuan kemanusiaan dan juga untuk membahas krisis kemanusiaan di wilayah tersebut."
Amos bertemu dengan Presiden Organisasi Nasional Penanggulangan Bencana Iran dan membahas kerja sama manajemen informasi, meningkatkan efektivitas operasional, berbagi pengetahuan dan pembangunan kapasitas.
Dia juga telah bertemu dengan Menteri Iran Luar Negeri, Mohammad Javad Zarif, untuk berbicara tentang situasi kemanusiaan di Suriah, Irak dan Gaza.
Krisis Kemanusiaan
Di Suriah, hampir 11 juta orang, dari satu juta pada tiga tahun, menghadapi krisis kemanusiaan, hal yang "belum pernah terjadi sebelumnya.” Dari mereka, 4,7 juta orang tinggal di daerah yang sulit dijangkau, sementara 241.000 orang hidup terkepung oleh perang saudara.
Di Irak, orang-orang menghadapi krisis keamanan yang menyebabkan perpindahan penduduk internal terbesar di dunia.
"Serangan, penganiayaan sistematis dan pelanggaran HAM berat dilakukan terhadap warga sipil oleh kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS), dan kelompok lain yang keterlaluan," kata dia.
Sementara itu, di Gaza 1.975 warga Palestina, termasuk 1.417 warga sipil, dan 67 warga Israel meninggal selama konflik senjata. Diperkirakan 10.000 orang terluka, termasuk 3.000 anak dan 3.000 perempuan. Untuk memperbaiki rumah sakit, sekolah dan tempat penampungan membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Krisis di ketiga wilayah itu, badan-badan PBB bekerja dengan dukungan bantuan nasional, regional dan lokal. Di Suriah, Program Pangan Dunia (WFP) mengirim makanan untuk 3,7 juta orang dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendistribusikan obat-obatan dan perlengkapan untuk lebih dari setengah juta orang.
Sementara itu, di Irak dan Gaza, respon PBB terus dilakukan, termasuk pengiriman makanan, air dan rumah tangga. Obat-obatan dan bahan bakar sedang dikirim ke rumah sakit.
"Tapi semua itu tidak cukup," kata Amos. Ketidakamanan dan fragmentasi kelompok bersenjata terus menjadi hambatan pengiriman bantuan. Di Suriah, konvoi bantuan medis dan kemanusiaan terus-menerus ditolak. (un.org)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...