Bagaimana Bersikap Jika Merasa Selalu Disalahkan?
SATUHARAPAN.COM - Perasaan bersalah merupakan hal yang wajar, tapi bagaimana jika perasaan bersalah itu disebabkan karena sikap atau perilaku dari orang lain dan membuat kita merasa terbeban? Lalu, membuat kita merasa tidak nyaman dalam jangka waktu yang lama.
Setelah disalahkan oleh orang lain, tubuh kita akan menunjukkan perubahan baik emosi maupun perilaku. Hal ini berdampak kepada diri sendiri maupun lingkungan. Ada yang menjadi menyalahkan diri atau menarik diri karena perasaan bersalah, merasa terluka bahkan ada yang menunjukkan kemarahan sebagai bentuk pertahanan diri.
Lalu bagaimaan cara bersikap ketika merasa selalu disalahkan? Cek tipsnya…
- Ketika disalahkan, berikan jarak dulu.
Misalnya dengan memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut terlebih dahulu. Hal ini tidak menjadi masalah karena kita dapat mengunakan kesempatan untuk mengontrol emosi. Berikan waktu 5-15 menit untuk diri sendiri untuk menenangkan diri. Tujuan dari menghindari situasi tidak nyaman adalah agar bisa fokus dengan perasaan dan pemikiran diri sendiri.
- Tenangkan diri dan kontrol emosi.
Marah, kesal, sebal, kecewa, takut, sedih, dan perasaan lain merupakan hal yang wajar, apalagi ketika disalahkan oleh orang lain. Tenangkan diri dulu, perlu fokus untuk menyayangi diri. Setiap orang punya berbagai cara untuk menenangkan diri. Jika bicara dengan orang lain membuat tenang, silakan hubungi orang tersebut dan pastikan dia siap mendengarkan. Atau bisa mendengarkan musik terlebih dahulu agar perasaan lebih baik. Mungkin ada orang yang mengunakan aktivitas berjalan sejenak agar mengubah suasana. Lakukan hal yang membuat kita merasa lebih baik.
- Seimbangkan logika dan perasaan.
Tidak ada manusia yang sempurna, kita tidak pantas merasa bersalah. Kita perlu tau apa penyebab orang lain menyalahkan kita. Jika tidak tau penyebabnya, kita bisa deal dengan kenyataan. Jadi, tidak ada salahnya bertanya kepada orang lain. Setelah perasaan kita lebih baik tentunya. Dengan adanya saran dari orang lain, membantu kita untuk koreksi diri.
- Kenali diri sendiri.
Saat kita mengenal diri kita sendiri, kita mengetahui apakah pendapat dan masukkan orang lain sesuai dengan diri kita atau malah sebaliknya.
- Terbuka untuk informasi tentang diri sendiri, koreksi diri, dan refleksikan diri.
Kemudian, ajak bicara orang yang menyalahkan kita. Jika memungkinkan dibuat daftar pendapat orang lain tentang diri kita. Bukan berarti semua pendapat orang lain pasti benar atau malah pasti salah, kita perlu koreksi dan merefleksikan diri agar dapat belajar memperbaiki diri. Jika pendapat mereka tentang diri kita benar, mungkin saatnya kita berubah menjadi lebih baik. Tetapi, jika pendapat mereka salah, mungkin kita bisa menjelaskan dan menunjukkan dengan perbuatan kalau yang selama ini mereka pikirkan tentang diri kita adalah salah. Actions speak louder than words.
- Coba berpikir positif terlebih dahulu dan optimistis.
Mungkin ketika orang lain menyalahkan kita, kita perlu lihat sisi positifnya karena perhatian mereka mungkin atau sekedar meningatkan tentang sikap.
- Hidup adalah belajar.
Tetaplah berusaha untuk menjadi lebih baik dan jangan lupa apresiasi diri atas progress.
Jadi jangan langsung bereaksi tanpa berpikir ya. Goodluck
Octavia Putri, MPsi, Psikolog
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...