Bagaimana Kubur Yesus Dimeteraikan?
Meneliti makam Yesus dengan petunjuk makam di Yerusalem era Bait Suci Kedua.
SATUHARAPAN.COM – Jenis batu apa yang digunakan untuk memeteraikan makam Yesus? Apakah batu berbentuk cakram atau berbentuk kubus? Walaupun kedua bentuk itu ada, batu pejal berbentuk kubus jauh lebih umum daripada cakram.
Bahkan, lebih dari 900 gua pemakaman di sekitar Yerusalem era Bait Allah kedua yang diperiksa oleh arkeolog Amos Kloner, hanya empat batu penutup makam yang berbentuk cakram. Keempat makam Yerusalem yang elegan itu milik keluarga terkaya—bahkan mungkin keluarga kerajaan. Misalnya, makam Ratu Helena dari Adiabene.
Apakah makam Yesus termasuk di antara "empat" makam mewah Yerusalem dari periode Bait Suci Kedua ini?
Karena batu meterai berbentuk cakram begitu jarang dan karena makam Yesus dibangun untuk orang biasa—dan sebenarnya pinjaman, tapi tidak digunakan, yakni makam Yusuf dari Arimatea (Mat. 27:60)—tampaknya sangat tidak mungkin makam Yesus dilengkapi dengan batu meterai berbentuk cakram.
Oleh karena itu para arkeolog menyimpulkan makam Yesus disegel dengan batu kubus. Apakah ini sesuai Alkitab? Bagaimana makam Yesus dimeteraikan berdasarkan Perjanjian Baru?
Dalam kolom Biblical View yang berjudul A Rolling Stone That Was Hard to Roll dalam majalah Biblical Archaeology Review (BAR) edisi Maret/April 2015 Urban C von Wahlde meneliti kisah Injil untuk melihat bagaimana batu itu menyegel makam Yesus. Analisis yang cermat tentang tata bahasa Yunani mengungkapkan detail dari Injil Yohanes yang mendukung gagasan makam Yesus memang disegel dengan batu kubus.
Dalam kolom Biblical Archaeology Review, Urban C von Wahlde menjelaskan bahwa Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) semua menggunakan bentuk kata kerja Yunani kulio untuk menggambarkan bagaimana batu meterai kubur Yesus dipindahkan. Kulio berarti "menggulingkan".
Markus 15:46 berbunyi, "Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengafani-Nya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan-Nya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.” Kata kerja Yunani yang digunakan dalam kalimat terakhir dari bagian ini adalah proskulisas. Von Wahlde mengatakan, "Ini adalah kombinasi dari pros (yang berarti 'arah') dan kata berbentuk past participle kata kulio (yang berarti "untuk menggulingkan"). '
Markus 16: 3 Menjelaskan adegan pada Minggu Paskah ketika Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome mengunjungi makam Yesus Kristus: "Mereka berkata seorang kepada yang lain, 'Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?'" Kata Yunani untuk "menggulingkan" adalah apekulisen. Kata itu oleh von Wahlde dijelaskan sebagai kombinasi ap' (yang berarti 'pergi') dan ... ya, kulio (yang berarti "menggulingkan").
Injil Matius dan Lukas menggunakan senyawa yang sama dari kata kerja kulio. Dengan demikian, semua akun ini menyiratkan bahwa batu penyegelan kubur Yesus terguling. Namun, apakah batu berbentuk persegi dapat digulingkan?
Dalam artikelnya Did a Rolling Stone Close Jesus’ Tomb? Pada BAR edisi September/Oktober 1999, Amos Kloner menambahkan "memindahkan" ke definisi Yunani verba kulio. Sebuah batu kubus mungkin lebih mudah digambarkan sebagai dipindahkan daripada "digulingkan". Dengan demikian, definisi ini menyelesaikan setiap keganjilan antara teks Alkitab dan catatan arkeologi. Namun, von Wahlde tidak setuju dengan definisi Kloner ini.
Wahlde menuliskan, “Dalam artikelnya pada jenis penutup makam Yesus, Amos Kloner menyatakan bahwa kata kerja Yunani 'kulio' berarti menggulingkan, tetapi bisa berarti memindahkan. Saya tidak setuju dengan hal ini dengan dua alasan: Pertama, saya tidak bisa menemukan artikel kamus (termasuk yang terbesar, Liddle-Scott-Jones) yang memberikan arti lain dari kulio. Kedua, seperti yang saya tunjukkan di atas, hampir semua contoh kata kerja dalam teks-teks Injil adalah senyawa kata kulio, pros-kulio atau apo-kulio. Ini adalah kata kerja gerak ‘menggerakkan’ atau ‘menjauhkan’.”
Tidak diperlukan mengubah definisi kulio untuk memahami kisah Injil. Von Wahlde menunjukkan, "Memang seseorang menggulingkan batu berbentuk kubus dari kubur. Setelah Anda melihat ukuran batu penutup, mudah untuk melihat bahwa, memindahkan batu dari pintu kubur adalah usaha yang sangat sulit." Meskipun tentu saja tidak semudah memindahkan batu berbentuk cakram, batu berbentuk kubus masih bisa digulingkan.
â |
Injil Yohanes menyajikan gambar yang sedikit berbeda dari Injil lainnya. Sebab, kata kerja Yunani yang pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu penutupnya telah diambil dari kubur.
Kata Yunani untuk "diambil" adalah hairo. Oleh Von Wahlde kata itu didefinisikan sebagai "diambil". Tidak ada penyebutan menggulingkan batu dalam Injil Yohanes. Von Wahlde mengungkapkan bahwa deskripsi ini mencerminkan "praktik penguburan Yahudi yang tercatat di Yohanes lebih akurat daripada kitab-kitab Injil lainnya. Yohanes memberi kita detail yang tidak ada Injil lain."
Dengan demikian, Injil Yohanes dan arkeologi mendukung interpretasi bahwa makam Yesus telah ditutup dengan batu meterai berbentuk kubus.
Di kemudian hari, pada era Romawi dan Bizantium akhir, batu cakram menjadi lebih lazim. Puluhan makam Yerusalem bertarikh ke periode ini ditemukan dengan berbentuk batu cakram batu—tetapi makam dengan ukuran lebih kecil. Sedangkan empat makam dengan batu meterai berbentuk cakram dari periode Bait Suci Kedua setidaknya berdiameter 1,2 meter. Periode kemudian biasanya memiliki diameter sekitar 0,9 meter. Maka, berdasarkan tarikh dan ukuran, makam ini didiskualifikasi sebagai calon makam Yesus. Sebab, makam Yesus ada di periode Bait Suci Kedua sekitar pada 70 Masehi—yang berakhir dengan kehancuran Yerusalem akibat serbuan Romawi. (biblicalarchaeology.org)
Baca juga:
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...