Pemuda GKI Jombang Kunjungi SMA Luar Biasa Muhammadiyah
JOMBANG, SATUHARAPAN.COM – Puluhan Pemuda dan Remaja Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jombang berkunjung ke Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Muhammadiyah Jombang dalam rangka menjalin persahabatan dan saling mengenal satu dengan yang lain, Minggu (8/3).
Sekitar 30 anak muda dari GKI Jombang disambut oleh para siswa dan guru SMALB Muhammadiyah dengan senyum ramah, bunga dan tarian Remo Boletan, tarian Arak-arakan dan tarian Jaranan oleh siswa tuna rungu wicara, juga tarian Rodhat dari TK dan SD tuna grahita.
Rombongan sangat terkesan dan merasakan suasana persahabatan. Ibu Lusiana Agustin, pembina remaja GKI Jombang mengungkapkan, “kami dibuat tercengang dan terpukau melihat penampilan mereka, meskipun tidak bisa mendengar dan bicara, tetapi mereka menari dengan sangat indah mengikuti irama musiknya.”
Ibu Agustin berpendapat kegiatan kunjungan diharapkan memberikan pelajaran bagi pemuda dan remaja GKI Jombang akan kasih kepada sesamanya, agar semboyan "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” tidak hanya menjadi slogan di mulut saja tetapi menjadi sikap dan terwujud dalam tindakan para remaja dan pemuda.
Pada kesempatan tersebut Ibu Tri selaku Kepala Sekolah SMALB Muhammadiyah mengajak setiap peserta yang hadir untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dalam sambutannya Ibu Tri berkata, “Lagu Indonesia Raya menyadarkan, bahwa meskipun kita berbeda tetapi kita satu sebagai saudara sebangsa dan setanah air.”
Kegiatan bersama antara pemuda dan remaja GKI dan para siswa SMALB dilanjutkan dengan makan siang bersama dan belajar bersama dalam ketrampilan prakarya membatik, tata boga membuat brownies, menyablon dan menyulam.
Joe Sava seorang pemuda gereja GKI Jombang mengungkapkan, "meskipun baru saja bertemu dan berkenalan, tetapi kami bisa duduk makan bersama sambil bercanda dan tertawa tanpa memikirkan agama, suku, ras dan perbedaan yang ada.”
Andreas Kristianto, calon pendeta GKI Jombang mengungkapkan, Di hadapan Tuhan, semua manusia sama, tidak ada yang sempurna, pasti ada kekurangan/ kelemahan. Tuhan pasti akan memberikan kelebihan.
“Mengasihi sesama manusia itu perlu diwujudkan dengan tidak memandang agama, suka, ras, etnis karena perbedaan dan kebersamaan itu indah dan membuat menjadi berwarna,” tutur Andreas Kristianto.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...