Bagaimana Orang Bisa Kecanduan Rokok?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Orang yang kecanduan rokok, setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun merokok menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kebiasaan merokok dapat berasal dari apa yang kita rasakan. Banyak perokok yang merokok maupun mulai merokok ketika mereka merasa bosan, stres atau marah, serta kondisi psikologis lainnya.
Rokok merupakan produk dari tembakau yang merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan bagian daunnya, di mana mengandung substansi kimia adiktif (menyebabkan kecanduan) dikenal dengan nikotin. Tembakau mengandung lebih dari 19 zat kimia yang menyebabkan kanker, yang digolongkan sebagai ‘tar’. Lebih dari 4000 zat kimia lainnya bisa ditemukan dalam tembakau.
Efek Nikotin
Nikotin merupakan bahan utama dalam tembakau. Sebagaimana dilansir dari lung.ca, nikotin bisa memiliki efek yang berbeda pada tubuh antara lain, mengurangi nafsu makan (untuk alasan ini, orang tidak mau berhenti merokok karena takut berat badan naik), meningkatkan suasana hati dan bahkan dapat meringankan depresi ringan, meningkatkan aktivitas usus, meningkatkan sekresi air liur. Nikotin juga meningkatkan tekanan darah lima sampai 10 mmHg, merangsang memori dan kewaspadaan, orang menggunakan tembakau sering bergantung pada itu untuk membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan baik.
Orang yang berhenti merokok akan terlihat gejala yang disebut penarikan diri dari nikotin yang puncaknya dalam waktu 2-3 hari kemudian. Gejala umumnya meliputi: keinginan kuat untuk menggunakan nikotin lagi, kecemasan, depresi, mengantuk ataupun sulit tidur, mimpi buruk dan gelisah pada malam hari, sakit kepala, peningkatan nafsu makan dan berat badan, kesulitan berkonsentrasi. Gejala tersebut dapat meliputi berkeringat, mual, dan diare.
Gejala-gejala tersebut bisa juga terjadi pada orang yang tengah mencoba mengurangi rokok misalnya dari rokok reguler ke rendah nikotin atau mengurangi jumlah rokok yang dihisap.
Gejala Penarikan
Nikotin sama seperti obat yang bisa menguatkan sistem saraf pusat di otak, memicu pelepasan zat kimia dopamin dalam otak yang meningkatkan suasana hati, membuat merasa tenang, dan pada saat yang sama dapat membuat kita merasa lebih waspada.
Nikotin dalam asap rokok diserap melalui lapisan kulit mulut dan hidung. Puncak tingkat nikotin dalam darah pada waktu 10 detik setelah menghirup asap rokok ke paru-paru.
Seiring waktu, otak menyesuaikan dengan rangsangan dari nikotin dan menurunkan tingkat energi alami tubuh atau suasana hati. Orang kemudian mulai membutuhkan rokok untuk dorongan. Semakin orang merokok lebih banyak, nikotin yang dibutuhkan untuk merasa baik lebih banyak. Tubuh menjadi sangat membutuhkan nikotin untuk merasa normal. Maka, tanpa nikotin bahkan untuk beberapa jam saja dapat menyebabkan gejala penarikan seperti sakit kepala, depresi, kemarahan, kecemasan, dan masalah tidur.
Gejala penarikan terakhir bagi kebanyakan orang sekitar seminggu. Gejala penarikan adalah tanda bahwa tubuh Anda adalah penyembuhan. Akan tetapi hal ini tidak akan bertahan selamanya. Orang bisa saja kembali ketergantungan pada rokok lagi.
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...