Bagir Manan: Ada Tiga Kriteria Pers Sehat
BENGKULU, SATUHARAPAN.COM - Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan ada tiga kriteria yang harus dimiliki media massa atau pers, sehingga dapat dikatakan pers sehat.
Ia mengemukakan itu saat menjadi pemateri dalam lokakarya Hari Pers Nasional 2014 di Universitas Bengkulu, Jumat (7/2).
Tema lokakarya yang diikuti insan pers dan mahasiswa tersebut yakni "Mewujudkan Indonesia informatif melalui literasi media dalam membaca berita kampanye pemilu dan manfaat media sosial".
Pers sehat, kata dia, harus merdeka atau bebas dari intervensi. Jika ada pihak yang membatasi media maka bertentangan dengan prinsip kebebasan pers.
Kriteria kedua yakni harus profesional dengan menganut unsur-unsur integritas, pengetahuan yang luas, dan nilai-nilai kode etik yang ditaati.
"Sedangkan kriteria ketiga adalah media massa harus komitmen terhadap sifat alamiah di mana pers merupakan institusi sosial dan kedepankan kepentingan publik," ucapnya, menerangkan.
Ia berpendapat, politisi yang memiliki media massa tidak menjadi persoalan sepanjang prinsip-prinsip jurnalistik dipertahankan.
Meski demikian, menurutnya, politik tidak bisa dipisahkan dari kepentingan, atau media massa lebih mengutamakan fungsi ekonomi sehingga mengabaikan nilai-nilai jurnalistik.
Ia menambahkan, pers di daerah juga mampu memberi warna dalam mencerdaskan masyarakat dan tidak terpaku pada induk media tersebut di pusat.
Terkait keberadaan media sosial, menurutnya, sangat bagus untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam berkomunikasi, sehingga muncul istilah jurnalisme warga atau citizen journalism.
"Keunggulan lain dari media sosial adalah kecepatan. Namun, ada masalah dalam pertanggungjawaban jurnalistik dan hukum," tuturnya.
Media sosial kata dia tidak diikat dalam prinsip-prinsip jurnalisme, sehingga ini menjadi kelemahannya.
Sementara pakar komunikasi politik dari Universitas Bengkulu Lamhir Syam Sinaga berpendapat tema yang diangkat dalam HPN 2014 yakni "Pers Sehat Rakyat Berdaulat" sangat tepat. "Karena kondisi pers saat ini banyak yang belum sehat sehingga harus ada perbaikan," katanya.
Menurutnya pers sehat adalah pers yang tidak merusak perasaan kalangan tertentu, tidak mengganggu ketertiban dan keamanan.
Selain itu, pers sehat adalah pers yang tidak menyebarluaskan kebencian dan tendensius.
"Media lokal dan nasional masih banyak yang menebar kebencian dan pemberitaan yang tendensius serta tidak berimbang," ujarnya. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...