Bagir Manan: Prospek Pers Ditentukan Perkembangan Demokrasi
MATARAM, SATUHARAPAN.COM - Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, mengatakan prospek pers Indonesia di masa depan ditentukan berkembangnya demokrasi di dalam negeri, karena keduanya seperti dua sisi mata uang.
"Prospek pers dari sisi sistemnya (ditentukan) perkembangan demokrasi. Tidak ada pers merdeka tanpa demokrasi," katanya di Mataram, hari Senin (8/2).
Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan dalam acara "Konvensi Nasional Media Massa, Refleksi Pers Nasional Menjawab Tantangan Pembangunan Poros Maritim dan Menghadirkan Kesejahteraan" di Mataram, hari Senin.
Dia mengatakan, perkembangan demokrasi yang sehat akan mendorong terciptanya pers yang juga sehat.
Selain itu, dia menjelaskan, prospek pers dari sisi sistem juga ditentukan tingkat kemajuan masyarakat dari sisi pendidikan dan kesejahteraannya.
"Di Papua harga satu ekslempar surat kabar senilai Rp10.000, masyarakat tidak bisa membeli," ujarnya.
Menurut dia, pers akan nyata berfungsi sebagai inspirasi dan pusat pengembangan nilai-bilai kemanusiaan dan merealisasikan pers sebagai pilar keempat demokrasi.
Terakhir, menurut dia, prospek pers dari sisi sistem yaitu pers berkembang apabila profesionalisme dan idealisme ada pada tiap wartawan.
"Pers berkembang kalau profesionalisme dan idealisme ada di hati kita," katanya.
Selain itu dia juga menyoroti terkait keberadaan media cetak yang banyak berpendapat eksistensinya akan hilang. Menurut dia, meskipun masyarakat menginginkan adanya kecepatan berita namun mereka tetap menginginkan ketepatan, dan itu bisa diisi oleh media cetak.
"Masyarakat tidak sekedar menginginkan berita yang cepat namun butuh kedalaman berita, itu sulit dipenuhi media darling," katanya.
Menurut dia, yang dibutuhkan media cetak adalah meninjau sistem pers dan menggalakkan pers investigatif serta meningkatkan mutu sumber daya manusia.(Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...