Bahagia Itu Sederhana
Kita bisa bahagia karena membahagiakan orang lain.
SATUHARAPAN.COM – Sore itu saya dan teman-teman pergi ke kolam mencari serangga untuk bahan praktikum. Ketika sedang asyik mencari serangga, datanglah ibu pemulung beserta anak-anaknya mengumpulkan botol-botol bekas minuman yang berceceran di pinggiran kolam. Sedang kami asyik menangkap serangga, anak-anak ibu itu menyapa kami dan menawarkan diri untuk membantu kami.
Mereka tidak mengharapkan apa pun, dengan bersemangat menangkap serangga dan memberikannya kepada kami. Terlihat wajah manis mereka berkejar-kejaran dengan capung dan kupu-kupu yang merayu-rayu untuk ditangkap. Mereka tertawa manis dan bahagia, memberikan hasil tangkapannya dengan wajah berbinar dan penuh semangat kepada kami yang hanya duduk-duduk menikmati angin sepoi-sepoi.
Keceriaan dan ketulusan hati anak-anak kecil papa itu masih terasa hingga kini. Itulah hati yang dimiliki seorang anak kecil. Mungkin itulah sebabnya dalam Kitab Suci dikatakan bahwa orang yang mau masuk surga harus memiliki hati seorang anak kecil. Hidup penuh ucapan syukur tidak bersungut-sungut, meski hidup penuh kekurangan.
Hidup hanya sebentar, sama seperti uap, tampak sebentar lalu hilang entah kemana. Yang membuat hidup ini berharga hanyalah kepuasan karena melakukan yang terbaik dan hidup bahagia berdampingan dengan Pencipta, alam, dan sesama. Setiap momen yang terjadi dalam hidup kita menjadi berharga ketika kita dapat melakukan yang terbaik buat orang lain. Kita bisa bahagia karena membahagiakan orang lain.
Ketika mengasihi kita bisa merasa bahwa hidup ini berharga, tidak ada kebencian, juga kemarahan. Yang ada hanya kasih. Tanpa kasih hanyalah kehampaan. Mengasihi memampukan kita menikmati hidup.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...