Baku Tembak di Suriah, 80 Tewas
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Bentrokan antara pasukan rezim Suriah dan kelompok-kelompok bersenjata di benteng oposisi utama terakhir negara itu telah menewaskan lebih dari 80 orang di kedua sisi dalam 24 jam terakhir, meskipun PBB menyerukan deeskalasi.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Inggris, hari Jumat (21/12) mengatakan bahwa 42 ekstrimis dan kelompok sekutu telah tewas dalam pertempuran dengan pasukan rezim di Provinsi Idlib, di barat laut negara itu sejak hari Kamis (20/12) malam.
Pertempuran terjadi di dekat kota Maaret al-Numan yang dikuasai ekstremis juga menewaskan 30 loyalis rezim Suriah, kata Observatorium itu.
Pesawat tempur Rusia, sementara itu, menggempur daerah-daerah di sekitar Maaret al-Numan dan kota terdekat Saraqib dengan serangkaian serangan udara. Gejolak itu memicu gelombang pemindahan orang dari daerah-daerah terdekat, kata seorang koresponden AFP di sana.
Yasser Ibrahim al-Dandal mengatakan dia melarikan diri bersama keluarganya ke kebun zaitun di Idlib utara, di mana mereka akan tidur di tempat terbuka. "Ratusan roket menghantam Maarat al-Numan," katanya. "Situasinya sangat buruk."
Wilayah Idlib, yang berpenduduk sekitar tiga juta orang termasuk banyak yang terlantar akibat perang saudara Suriah, yang sekarang dikendalikan oleh mantan afiliasi Al-Qaeda negara itu.
Rezim Damaskus telah berulang kali bersumpah untuk mengambil kembali kendali atas wilayah itu. Pasukan pro pemerintah melancarkan serangan terhadap kawasan itu pada bulan April, menewaskan sekitar 1.000 warga sipil dan mengusir lebih dari 400.000 orang dari rumah mereka.
Rusia mengumumkan gencatan senjata pada akhir Agustus, tetapi Observatorium mengatakan pemboman mematikan dan pertempuran kecil terus terjadi. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pekan ini mengecam peningkatan serangan mematikan dalam kekerasan di daerah itu setelah Observatorium melaporkan bahwa serangan udara dan tembakan artileri rezim Suriah menewaskan 23 warga sipil pada hari Selasa.
Najat Rochdi, penasihat senior kemanusiaan untuk utusan PBB di Suriah, menyerukan "dihentikan segera" kekerasan itu. Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka sejak dimulai pada tahun 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...