Bali Tunda Terima Wisatawan Asing, Sampai Kasus COVID-19 Turun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Indonesia menunggu sampai kasus COVID-19 turun secara signifikan sebelum membuka Bali untuk menerima turis asing, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Pandemi virus corona telah menghancurkan perekonomian Bali, yang selama beberapa dekade menjadi magnet bagi wisatawan Indonesia karena pantainya yang spektakuler, kehidupan malam yang semarak, dan budaya Hindu yang khas.
“Kami menargetkan akhir Juli, awal Agustus, tetapi kami harus memperhatikan di mana kami berada dalam lonjakan baru-baru ini (dalam kasus virus corona),” kata Sandiaga Uno, kepada Reuters hari Senin (28/6). “Kami akan menunggu situasi menjadi lebih kondusif.”
Infeksi virus corona telah melonjak di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Bali, dalam beberapa pekan terakhir, di mana telah terjadi peningkatan empat kali lipat dalam sebulan terakhir, meskipun dari basis yang rendah, menjadi sekitar 20.000 kasus per hari secara nasional dan 200 di Bali, menurut data resmi.
Uno mengatakan dia ingin infeksi virus corona harian di Bali turun menjadi 30 atau 40 per hari sebelum dibuka kembali.
Tingkat sebenarnya dari infeksi Bali tertutupi oleh tingkat pengujian yang rendah, yang mencapai 15 persen dari minimum yang direkomendasikan oleh organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut data yang dirilis oleh badan kesehatan global.
Pemerintah Indonesia telah memprioritaskan Bali untuk vaksinasi, dan melihat hasil awal yang baik karena kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona hanya menunjukkan gejala ringan, kata Uno. Sementara tingkat hunian tempat tidur rumah sakit mendekati 100 persen di banyak bagian pulau Jawa yang berpenduduk padat, dia mengatakan tingkat itu di bawah 50 persen di Bali.
Sekitar 71 persen penduduk Bali telah menerima dosis vaksin pertama, dan target vaksinasi penuh untuk 70 persen penduduknya dapat dicapai pada akhir Juli, kata Uno.
Pelancong domestik ke Bali sekarang akan diminta untuk menjalani tes PCR sebelum masuk, tindakan untuk melindungi pulau itu dari pandemi.
Selain wisatawan tradisional, Bali berharap dapat menarik 'pengembara digital', pengusaha internasional yang mengoperasikan perusahaan berbasis internet. Mereka akan diberikan visa lima tahun di bawah skema yang diusulkan.
“Penghasilannya di Indonesia akan dikenakan pajak, tapi kalau dari luar negeri saja tidak ada pajaknya,” kata Uno. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...