Bambu Gombong, Pohon Multiguna
Bambu Gombong (Gigantochloa verticillata (Willd.) Munro) mempunyai buluh berwarna hijau kekuning-kuningan dengan garis-garis kuning yang sejajar dengan buluhnya. Rumpunnya tidak terlalu rapat. Tinggi buluh dapat mencapai 20 meter, garis tengahnya sampai 10 centimeter. Pelepah buluhnya mempunyai daun yang berbentuk lanset (pisau pembelah). Kuping pelepah buluhnya kecil.
Di Indonesia jenis ini hanya ditemukan ditanam orang, terutama terdapat di daerah-daerah dengan ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut, dan beriklim kering. Daerah asalnya diperkirakan dari Malaya Utara atau mungkin Myanmar.
Jenis ini dikenal sebagai Gigantochloa verticillata (Willd.) Munro, tetapi sebagian ahli menyebutnya dengan Gigantochloa maxima (Poiret) Kurz. Potensi ekonomi bambu ini besar. Umumnya jenis ini digunakan sebagai bahan bangunan, anyaman atau kerajinan tangan. Di desa-desa di Jawa bambu ini digunakan juga sebagai saluran air, yaitu dengan cara menghilangkan sekat-sekatnya. Rebungnya juga dapat dimakan.
Perbanyakan bambu ini dilakukan dengan rimpangnya atau potongan buluhnya. Perbanyakan dengan biji belum pernah dilakukan, karena bijinya jarang didapat. Bambu ini berkembang biak secara cepat, dan penggunaannya akhir-akhir ini sangat meningkat. Contoh bambu ini juga ada di Kebun Raya Bogor.
Bambu gombong digunakan sebagai bahan anyaman dan kerajinan tangan. Bambu ini juga bisa digunakan untuk membuat kuda-kuda rumah. Bisa juga untuk tiang atau kolom. (Puslitbang Biologi-LIPI)
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...