Ban Ki-moon, Setelah Sekjen PBB, Presiden Korsel?
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Mungkinkah Ban Ki-moon selepas menjabat Sekjen PBB akan menjadi presiden Korea Selatan, menggantikan Park Geun-hye yang dipecat? Peluang itu tengah dibuka dengan pecahnya partai berkuasa, Partai Saenuri, namun Ban tampak masih malu-malu untuk mengungkapkan rencananya.
Satu faksi dari partai yang berkuasa di Korsel, hari Selasa (27/12) mengatakan akan membentuk partai baru, dan anggota kunci partai mengatakan mereka berharap Ban Ki-moon akan bergabung dan ditawari menjadi presiden.
Jika Ban bergabung, dia akan memberinya platform konservatif pada partai itu dan menjauhkan diri dari Partai Saenuri, pendukung Park Geun-hye yang telah menjadi noda partai karena skandal korupsi yang menyebabkan dia dipecat melalui keputusan parlemen awal bulan ini.
Sebanyak 29 anggota parlemen dari Partai Saenuri membelot, di antara mereka adalah yang mendukung gerakan parlemen untuk mendakwa Park atas skandal korupsi yang pemecatannya disahkan pada 9 Desember.
Beberapa analis di Korsel memperkirakan partai baru untuk menjadi kekuatan konservatif utama negara itu dan akan terkadi pembelotan lebih lanjut terhadap Park, terutama jika Ban bergabung.
"Kami berharap Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon akan bergabung dengan Partai Konservatif Baru untuk Reformasi, dan jika dia bergabung," kata Yoo Seong-min, anggota partai baru dan mungkin menjadi calon presiden, seperti disiarkan stasiun TV SBS.
Dalam jajak pendapat yang dirilis pada hari Senin, 23,3 persen responden mendukung Ban, sedikit di atas calon dari Partai Demokrat Liberal, Moon Jae-in yang didukung 23,1 persen responden.
Pembelotan memotong jumlah kursi yang diduduki Saenuri lebih sedikit dari 100 kurdi dari 300 anggota. Saenuri tiba-tiba kehilangan mayoritas dalam pemilihan parlemen pada bulan April.
Ban, 72 tahun, belum menyatakan niat untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dan hanya mengatakan dia akan mengabdikan dirinya untuk negara setelah masa jabatannya berakhir pada bulan ini, setelah 10 tahun sebagai Sekjen PBB.
Namun demikian, sampai saat ini ada juga banyak harapan untuk di menduduki posisi tinggi dalam partainya Park.
Tetapi menjadi calon Partai Saenuri jauh kurang menarik mengingat skandal korupsi yang mencengkeram Park, di mana seorang teman Park dituduh berkolusi dengan presiden untuk menekan bisnis besar membayar uang untuk yayasan yang didukung oleh inisiatif Park. Park dan temannya, Choi Soon-sil, telah membantah melakukan kesalahan.
Kim Jun-seok, seorang profesor ilmu politik Universitas Dongguk, mengatakan bahwa pendukung Ban ada di Partai Saenuri, termasuk anggota parlemen dari daerah asalnya, Chungcheong, sedang menunggu apa yang akan dia lakukan.
Ban adalah mantan menteri luar negeri Korea Selatan dan dia tidak pernah mencalonkan diri untuk jabatan di negara asalnya.
Bergabung Partai Baru?
Ban bisa memilih untuk membentuk kelompok sendiri, bergabung dengan partai konservatif baru, untuk menyelamatkan dia dari keharusan untuk mengikuti kontes, kata Kim, hal yang tidak biasa dalam politik Korsel.
"Semua orang yang dalam partai akan berhitung apa langkah berikutnya yang harus dilakukan," kata Kim, dikutip Reuters. "Saenuri telah kehilangan identitasnya dan partai baru akan memimpin kalangan konservatif."
Mahkamah Konstitusi masih memiliki 180 hari untuk menetapkan atau membatalkan suara impeachment terhadap Park, yang telah dicopot sementara dari jabatannya.
Jika impeachment Park ditetapkan, pemilihan presiden akan diadakan dalam 60 hari kemudian. Pemilihan umum presiden lima tahunan sejauh ini dijadwalkan pada 20 Desember 2017.
Ketua kelompok minoritas dari Partai Rakyat, yang memiliki 38 kursi di parlemen, juga mengatakan akan menyambut pencalonan Ban.
Namun Ban masih malu-malu mengungkapkan rencananya, kecuali dia mengatakan akan kembali ke Korea Selatan pada 15 Januari.
"Saya akan mencurahkan seluruh diri saya untuk bekerja keras, jika apa yang saya lihat dan alami sebagai Sekjen PBB membantu mengembangkan Republik Korea," kata Ban kepada media Korea pekan lalu di PBB.
"Saya akan memutuskan apa yang harus dilakukan setelah bertemu orang-orang di setiap jalan kehidupan setelah kembali ke rumah."
Editor : Sabar Subekti
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...