Bandung Lautan Damai Peringati Hari Toleransi Internasional
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Bandung Lautan Damai (Balad) kembali digelar untuk yang kedua kalinya. Acara tersebut berlangsung dari tanggal 3, 9, 10, 13, 14 dan 16 November 2013 dalam rangka menyambut dan memperingati Hari Toleransi Internasional 16 November. Ini peringatan atas Declaration of Principles on Tolerance yang dikeluarkan UNESCO (Lembaga PBB yang menangani pendidikan dan kebudayaan).
Declaration of Principles on Tolerance adalah observasi tahunan dinyatakan oleh UNESCO pada 1995 untuk membangkitkan kesadaran publik akan bahaya intoleransi. Deklarasi ini disampaikan pada 16 November. Untuk itu, pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional. Deklarasi ini untuk menegaskan pentingnya toleransi yang telah disebutkan dalam sejumlah instrumen HAM internasional. Toleransi dalam konteks deklarasi ini meliputi banyak aspek, termasuk di dalamnya adalah toleransi agama/keyakinan.
Di Indonesia, tingginya angka intoleransi terhadap kebebasan agama dan berkeyakinan merupakan ancaman serius. Menurut SETARA Institute, The Wahid Institute, dan CRCS UGM, Jawa Barat memegang angka tertinggi selama empat tahun terakhir. Catatan 2013 SETARA Institute menyebutkan, sejak Januari-Juni 2013, sudah ada 122 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama di 16 provinsi. Sebanyak 50% terjadi di Jawa Barat.
Atas dasar itu, sejumlah tokoh dan komunitas di Kota Bandung berinisiasi menyerukan pentingnya toleransi beragama dan berkeyakinan. Sebab, selama ini kita seolah membiarkan pihak lain lantang menyebar kebencian. Alhasil, kita bisa lihat pelbagai kasus kekerasan atas nama agama di media massa. Kini saatnya untuk menghentikan itu semua. Saatnya menyerukan perdamaian umat beragama di Indonesia.
Untuk itulah #BDGLautanDamai dicetuskan pada 2012, di Gedung Indonesia Menggugat. #BDGLautanDamai mengajak masyarakat Bandung menolak kekerasan atas nama agama/keyakinan.
Kini adalah tahun kedua, dan #BDGLautanDamai jadi lebih besar. Selama dua pekan, #BDGLautanDamai 2013 menggelar enam acara, yakni: (1) Kampanye Car Free Day, (2) Workshop “Jurnalisme Keberagaman”, (3) Seminar Keberagaman, (4) Pemutaran Film, (5) Pentas seni dan orasi budaya dan (6) Peluncuran Buku #Dialog100. Kegiatan ini sengaja dipilih untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
#BDGLautanDamai diharapkan dapat memberikan inspirasi betapa perbedaan dan toleransi menjadi penyejuk bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun ini Aliansi #BDGLautanDamai ini didukung oleh lembaga-lembaga, sebagai berikut: Jakatarub, CommonRoom, Museum KAA, CherisYIC, LayarKita, Historia van Bandoeng, Gusdurian Bandung, Front Pembela Pancasila, Gereja Kristen Pasundan, LBH Bandung, PMII Jabar, Praxis in Community, Jaringan Radio Komunitas, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman, Karsiwa, INCReS.
Ada yang berbeda dalam acara tahun ini, karena acaranya tidak hanya seminar dan deklarasi seperti tahun lalu. Tempat diadakannya pun beragam, seperti di Car Free Day (CFD) Dago, Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung, Gedung Indonesia Menggugat, dan Museum Konferensi Asia Afrika.
“Acara tahun ini akan lebih populer dan banyak melibatkan anak muda dengan kegiatan yang berbeda-beda” ungkap Risdo (29), relawan Balad saat ditemui Jumpaonline di CFD Dago (10/11).
Masing-masing kegiatannya adalah defile dan photo booth, workshop jurnalisme keberagaman, seminar keberagaman sebagai modal peradaban Kota Bandung, pemutaran-pemutaran film toleransi, dan terakhir akan diadakan pentas seni, orasi kebudayaan serta peluncuran buku Dialog 100. Semua kegiatan tersebut gratis dan terbuka untuk umum, terkecuali workshop jurnalisme keberagamaan khusus untuk pers mahasiswa. (setara-institute.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...