Bandung Tuan Rumah Festival Antikorupsi 2015
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Kota Bandung, Jawa Barat terpilih menjadi tuan rumah Festival Anti-Korupsi 2015, yang puncak acaranya akan berlangsung pada 10-11 Desember 2015 di beberapa titik lokasi di Kota Bandung.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Yosi Irianto mengatakan, festival yang terdiri dari main event dan paralel event ini merupakan kerja sama antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemerintah Kota Bandung, dan Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi 2015.
Acara utama peringatan Hari Antikorupsi Internasional 2015 ini akan dibuka dan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, pada 10 Desember 2015.
Dengan demikian Yosi Irianto menyambut baik terpilihnya kota Bandung sebagai tuan rumah Festival Antikorupsi 2015.
"Terpilihnya Kota Bandung merupakan apresiasi dan hal yang positif bagi Pemerintah Kota. Kami berharap Kota Bandung dapat menjadi kota percontohan tak hanya di bidang pemerintahan, tapi juga di sektor lainnya," kata Yosi, di Bandung hari Rabu (18/11).
Menurut Yosi Kota Bandung terpilih karena dianggap punya nilai lebih dalam keterlibatan publik, ketersediaan infrastruktur, dan perbaikan kinerja pencegahan korupsi.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah Kota Bandung telah melaksanakan rangkaian kegiatan di bidang pencegahan korupsi dan di tahun 2014, Kota Bandung menerima penghargaan dari KPK, untuk unit pengendalian gratifikasi dan pelaporan yang tepat waktu.
Berbeda dengan penyelenggaraan festival anti korupsi tahun sebelumnya di Yogyakarta, yang kental dengan kegiatan seninya, pada Festival Anti Korupsi tahun ini, KPK bekerjasama dengan komunitas-komunitas kreatif di kota Bandung.
Komunitas kreatif dari beragam latar belakang dan usia di Kota Bandung, berhimpun dan sepakat bergabung dalam konsorsium komunitas yang akan menggelar beragam rangkaian kegiatan, menyambut pelaksanaan Festival anti korupsi 2015 ini.
Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Sujanarko menjelaskan pada Festival Antikorupsi 2015 ini KPK ingin mengajak dan melibatkan partisipasi publik yang seluas-luasnya.
"KPK tidak bisa sendirian, kami mengajak masyarakat melalui komunitas untuk ikut berperan aktif melakukan pencegahan korupsi sejak dini dan dari lingkungan terkecil," katanya.
Ia mengatakan keterlibatan komunitas diharapkan dapat mendorong partisipasi publik yang lebih luas dalam berinisiatif, berpartisipasi dan berkolaborasi melakukan kampanye serta edukasi berkelanjutan pencegahan korupsi melalui penanaman nilai dalam keluarga, yaitu 9+1 nilai integritas.
Menurut dia, nilai tersebut berasal dari sembilan nilai intergritas KPK yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, kerja keras, sederhana, tanggung jawab, berani, adil. Sementara nilai sabar adalah nilai yang ditambahkan dari Kota Bandung.(Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...