Rizal Ramli: Reshuffle Jilid Dua Akhir 2015
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengungkapkan sinyalemen bahwa perombakkan kabinet jilid II akan dilakukan Presiden Joko Widodo pada akhir 2015, khususnya pada pos menteri sektor ekonomi dan hukum.
"Kemungkinan sebelum akhir tahun ada reshuffle (perombakkan) jilid dua, di mana Pak Jokowi akan memilih orang-orangnya di bidang hukum dan ekonomi," kata Rizal dalam paparannya di "CORE Economic Outlook" di Jakarta, hari Rabu (18/11).
Perombakan kabinet jilid dua, menurut Rizal, diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan perekonomian yang sedang terjadi.
Dia merujuk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik di triwulan ketiga 2015, yang tumbuh 4,73 persen (yoy), dan stabilitas kurs rupiah yang terjaga.
Menurut Rizal, tren pemulihan ekonomi itu tidak lepas dari prombakan kabinet jilid pertama yang dilakukan pemerintah pada 13 Agustus 2015 lalu.
"Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah meningkat. Begitu juga dengan kepercayaan para pelaku pasar," katanya.
"Hal itu perlu dilanjutkan untuk menumbuhkan ekonomi," tambahnya.
Ketika disinggung sosok menteri yang akan diganti dalam perombakan jilid II, Rizal enggan membeberkannya.
"Itu Presiden yang menentukan," kata dia.
Evaluasi Terus Dilakukan
Di depan para analis dalam CORE Economic Outlook, Rizal mengatakan, Presiden terus mengevaluasi kinerja para menterinya.
Menurut Rizal, dalam perombakan kabinet selanjutnya, Presiden akan benar-benar memilih menteri pengganti sesuai hasil evaluasi dan penilaian Presiden, tanpa ada distorsi dari kepentingan lain, seperti kepentingan politik.
"Pak Jokowi akan tunjuk orang-orangnya. Sebelum reshuffle jilid pertama, kabinet juga jadi masalah pemerintahan," katanya.
Rizal meyakini perombakkan kabinet dengan pemilihan orang-orang sesuai hasil evaluasi dan penilaian Presiden akan membantu kinerja pemerintah dalam mencapai target-target pembangunan.
"Setelah adanya reshuffle pertama, atau dalam tiga bulan terakhir, ekspetasi terhadap ekonomi kita positif, nilai tukar rupiah juga meningkat, tidak anjlok lagi," katanya.
Dia mengestimasi pertumbuhan ekonomi pada 2016 dapat melesat jauh mencapai 6,0 persen. Sementara, dalam APBN 2016, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...