Bangsa Indonesia Harus Menjadi Subjek Penting dalam MEA
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Masyarakat Indonesia harus dapat memainkan diri sebagai subjek dalam dinamika Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dan tidak boleh hanya menjadi objek projek bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
"Hal itu tidak hanya dapat menjaga survival, bangsa Indonesia tetapi juga dapat berkontribusi untuk membesarkan Indonesia dan membesarkan negara-negara di wilayah ASEAN," kata Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab pada sambutan wisuda lulusan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), di Yogyakarta, Sabtu (28/2).
Rochmat prihatin akhir-akhir Bangsa Indonesia sangat intensif dihadapkan tantangan menghadapi kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.
"Pada hakikatnya MEA dibangun dengan empat pilar, yakni a single market and production base, a competitive economic region, equitable economic development, dan integration with the global economy," Rochmat menjelaskan.
Menurut dia, semua lulusan UNY diharapkan dapat memanfaatkan ilmunya secara optimal dalam kapasitas , karakter dan kepribadian yang baik.
Dengan demikian, kata dia, tidak seorang pun lulusan yang tidak berguna. Mulailah mengamalkan ilmu dari yang sedikit, mulailah mengamalkan ilmu dari diri sendiri, dan mulailah mengamalkan ilmu dari saat ini.
"Dengan upaya-upaya itu diharapkan lulusan UNY akan responsif dan proaktif dalam mengikuti gerak langkah MEA dan agenda internasional lainnya serta tetap menjunjung tinggi keluhuran Tanah Air," katanya.
Lulusan UNY yang diwisuda sebanyak 968 orang terdiri atas 20 lulusan S-3, 94 lulusan S-2, 695 lulusan S-1 Kependidikan, 127 lulusan S-1 Non-Kependidikan, dan 33 lulusan D-3 Non-Kependidikan. (Ant).
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...