Bangun Bendungan, Kementerian PUPR Siapkan SDM
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan mulai membangun 13 bendungan di tahun 2015, hal tersebut dilaksanakan untuk mendukung salah satu program kedaulatan pangan Presiden Joko Widodo.
Selain kesiapan lahan, anggaran dan birokrasi, Menteri PUPR memandang penting peranan sumber daya manusianya untuk pembangunan bendungan-bendungan, yang diperkirakan dapat dimulai April 2015, Untuk itu Kementerian PUPR melaksanakan training untuk para kontraktor maupun birokrat di lingkungan Kementerian PUPR di Bandung beberapa waktu lalu.
“Kesiapan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu bagian penting selain ketersediaan lahan, anggaran dan birokrasi, kesiapan SDM sangat penting. Untuk itu kami melaksanakan training yang terdiri dari 50 orang dari sini (Kementerian PUPR), dan 50 lagi dari konsultan dan kontraktor, jadi minimal kita sudah punya 100 orang dalam 2 bulan ini,” kata Basuki Hadimulyono Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akhir pekan lalu.
13 bendungan tersebut, diperkirakan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun pelaksanaan pembangunannya. Basuki mengungkapkan, hal tersebut tergantung dari kapasitasnya.
“Tergantung kapasitas. Minimal 3 sampai paling lama 5 tahun, tergantung desain dan jumlah tampungan airnya, misalnya dengan tinggi dinding 15 meter dan kapasitas 500 ribu meter kubik, itu paling cepat 3 tahun,” kata Basuki.
Seperti diketahui di tahun 2015, Kementerian PUPR akan mulai membangun 13 bendungan, dengan kapasitas total 894,2 juta meter kubik, dengan manfaat mampu mengairi irigasai seluas 63.471 hektar, mereduksi banjir hingga 2.712 m3/detik, menambah penyediaan air baku sebanyak 13,89 m3/detik dan mampu menyediakan potensi tenaga listrik sebanyak 27,93 megawatt. Diperkirakan total biaya konstruksinya adalah Rp 11,72 triliun.
Berikut bendungan-bendungan tersebut adalah Raknamo (Kab. Kupang, NTT), Pidekso (Kab. Wonogiri, Jateng), Logung (Kab. Kudus, Jateng), Lolak (Kab. Bolaang Mongondow, Sulut), Keureuto (Kab. Aceh Utara, NAD), Passeloreng (Kab. Wajo, Sulsel), Tanju (Kab. Dompu, NTB), Mila (Kab. Dompu, NTB), Bintang Bano (Kab. Sumbawa Barat, NTB), Karian (Kab. Lebak, Banten), Tapin (Kab. Tapin, Kalsel), Rotlikod (Kab. Belu, NTT), Telagawaja (Kab. Karangasem, Bali) dan Muara Sei Gong (Batam). (pu.go.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...