Banjir dan Tanah Longsor Melanda Beberapa Daerah, Ribuan Warga Terdampak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-BNPB mencatat kejadian bencana yang meliputi banjir, banjir bandang, angin kencang, tanah longsor, dan aktivitas vulkanik yang terjadi di beberapa daerah dalam beberapa hari terakhir. Wilayah terdampak tersebar di berbagai provinsi, dengan ribuan jiwa terpaksa mengungsi. Berikut adalah rangkuman dampak dan penanganan bencana di beberapa daerah.
Di Kalimantan Selatan, banjir yang terjadi sejak hari Sabtu (19/1) melanda Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Landak. Sebanyak 4.450 jiwa terdampak di Barito Kuala, sementara 253 jiwa di Kota Banjarmasin juga terdampak.
Banjir di Hulu Sungai Selatan telah surut sepenuhnya pada hari Rabu (22/1), tetapi di Kabupaten Landak sebanyak 6.600 jiwa masih terdampak, dengan beberapa wilayah melaporkan debit air yang belum stabil.
Sementara itu, di Jawa Tengah, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak hari Senin (20/1) menyebabkan dampak signifikan. Di Kabupaten Kendal, lebih dari 3.000 jiwa terdampak, dengan 177 jiwa harus mengungsi. Banjir di Kabupaten Grobogan meluas hingga memengaruhi lebih dari 15.000 KK.
Di Kabupaten Batang, banjir mengakibatkan 606 jiwa mengungsi. Selain itu, tanah longsor di Kabupaten Pekalongan yang terjadi pada (21/1)menelan korban jiwa sebanyak 22 orang, dengan 58 jiwa lainnya harus meninggalkan tempat tinggal mereka.
Di Provinsi Lampung, banjir yang terjadi pada hari Jumat (18/1) meluas ke wilayah Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pesawaran, Lampung Timur, dan Lampung Selatan. Kota Bandar Lampung menjadi salah satu wilayah terdampak terparah, dengan lebih dari 14.800 KK terdampak dan dua korban meninggal dunia. Debit air di Kabupaten Pesawaran sempat meningkat pada hari Selasa (21/1) meskipun sebagian wilayah lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda surut.
Banjir dan banjir bandang di wilayah Nusa Tenggara Barat terjadi pada hari Senin (20/1), melanda Kabupaten Dompu dan Bima. Sebanyak 50 KK terdampak di Dompu, sementara di Kabupaten Bima, lebih dari 5.700 jiwa terkena dampak banjir bandang. Meskipun air di beberapa lokasi telah surut pada hari Rabu (22/1), masyarakat di daerah ini masih membutuhkan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Selain itu, aktivitas vulkanik di Gunung Ibu, Maluku Utara, terus meningkat sejak Rabu (16/1), dengan ribuan jiwa terdampak akibat letusan. Hingga saat ini, sekitar 2.959 jiwa terdampak langsung, dengan 1.306 jiwa mengungsi untuk menghindari risiko lebih besar. Tim BNPB bersama BPBD terus memantau perkembangan gunung tersebut dan mengoordinasikan evakuasi warga yang berada di zona bahaya.
BNPB terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Penyaluran bantuan logistik, layanan kesehatan, dan penanganan darurat terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat segera terpenuhi.
Editor : Sabar Subekti
Israel kepada PBB: UNRWA Harus Meninggalkan Yerusalem Paling...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) harus mengakhiri operasinya d...