Banjir di Thailand, Sembilan Orang Tewas, Ribuan Mengungsi
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di Thailand selatan telah menewaskan sembilan orang dan membuat lebih dari 13.000 orang mengungsi, kata para pejabat Sabtu (30/11), saat tim penyelamat menggunakan perahu dan jet ski berupaya menjangkau penduduk yang terlantar.
Rekaman media lokal menunjukkan penduduk berjalan di air keruh setinggi dada dan mobil-mobil terendam di jalan-jalan yang banjir.
“Banjir di delapan provinsi di Thailand selatan telah mempengaruhi 553.921 rumah tangga dan menelan sembilan korban jiwa, yang mendorong berbagai lembaga untuk memobilisasi bantuan mendesak,” kata badan bencana negara itu di laman Facebook resminya.
Lebih dari 13.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dengan tempat penampungan sementara didirikan di sekolah dan kuil, tambahnya.
Nampa, seorang penduduk provinsi pesisir Songkhla, mengatakan kepada penyiar negara Thai PBS bahwa dia khawatir dengan persediaan makanan yang semakin menipis. "Kami baik-baik saja sekarang, tetapi saya tidak yakin berapa lama kami bisa bertahan dalam kondisi ini," katanya.
Dua rumah sakit di Provinsi Pattani yang berdekatan menghentikan operasinya untuk mencegah banjir merusak fasilitas medis.
Di negara tetangga Malaysia utara, hujan telah memaksa evakuasi sedikitnya 80.000 orang ke tempat penampungan sementara pekan ini, dengan pejabat bencana di sana mengatakan sedikitnya empat orang telah tewas.
Departemen Meteorologi Thailand telah memperingatkan bahwa "hujan sangat deras" dapat terus mempengaruhi beberapa daerah di selatan negara itu hingga pekan depan.
Pemerintah telah mengerahkan tim penyelamat untuk membantu penduduk yang terkena dampak dan mengalokasikan 50 juta baht (US$1,7 juta) sebagai bantuan banjir untuk setiap provinsi.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengatakan pada hari Jumat (29/11) di platform media sosial X bahwa tujuannya adalah untuk "mengembalikan keadaan normal secepat mungkin."
Sementara Thailand mengalami hujan monsun tahunan, para ilmuwan mengatakan perubahan iklim buatan manusia menyebabkan pola cuaca yang lebih intens yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir yang merusak.
Banjir yang meluas di seluruh negeri pada tahun 2011 menewaskan lebih dari 500 orang dan merusak jutaan rumah. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Vladimir Putin Menyetujui Anggaran Militer Rusia Tahun 2025-...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyetujui anggaran yang difokuskan pa...