Banjir Kota Ambon, BNPB Terus Mengupayakan Pencarian Korban
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Kota Ambon kembali mengalami bencana alam, kali ini banjir dan longsor yang menimpa sejumlah kawasan di Kota Ambon, Maluku, Selasa (30/7). Hujan deras yang terjadi sejak Senin malam (29/7) hingga Selasa siang (30/7) telah menimbulkan banjir dan longsor di beberapa tempat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengemukakan, permukiman yang berada di bantaran sungai dan lereng perbukitan terkena banjir dan longsor. Selain itu, di Galala, Batu Merah, Lapangan Polres Kota, depan Masjid Alfatta, Jalan Diponegoro, jalan Baru, Soa Bali, bahkan di jalan Kebon Cengkeh menuju Asrama Brimob terjadi longsor, seperti disampaikan dalam situs setkab.
Daerah yang terkena dampak longsor, meliputi Desa: Laha, Hative Besar, Rumah Tiga, Batu Merah, Panudan, Silale latuhalat, Kelurahan: Batu gajah, Amahutu, Air mata cina, Ponegoro, Waihuka dan Dusun Eri. Sementara itu, jumlah korban yang meninggal sebanyak delapan orang, sedangkan korban hilang sebanyak lima orang dan korban luka-luka ringan 12 orang (rawat jalan) dan luka berat 16 orang (dirawat).
Selain itu, total warga yang mengungsi sebanyak 878 KK (4390 jiwa), yang tersebar di Desa Laha 68KK (412 jiwa), Desa Hative Besar 19KK (76 jiwa), Desa Rumah tiga 11KK (45 jiwa), Kelurahan Batu gajah, Kel.Amahusu 10KK (50 jiwa), Kel.Air mata cina 68KK (380 jiwa), Kel.Ponegoro 167KK (420 jiwa), Dusun Eri 19KK (90 jiwa), Desa Panu 389KK (1890 jiwa), dan Kel.Waihuka 9KK (48 jiwa).
Selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan tanah longsor juga mengakibatkan 878 unit rumah tergenang, 50 unit rumah rusak berat, 30 unit rumah rusak sedang, 3 unit jembatan amblas, 200 meter talus (lereng) amblas dan 30 meter jalan amblas
Upaya penanganan bencana di Ambon telah dilakukan BNPB, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, Basarnas, SKPD terkait, relawan dan masyarakat bersama melakukan penanganan darurat. Semua pihak terus melakukan pendataan dan melakukan koordinasi dengan camat setempat.
Menurut laporan BNPB, mereka sangat membutuhan tenda untuk para pengungsi, makanan siap saji, kebutuhan kelompok rentan, dan peralatan pembersih sisa lumpur. Selain itu, penanganan untuk korban meninggal dunia dan yang hilang terus dilakukan, bersamaan dengan pembersihan sisa-sisa lumpur di rumah warga dan jalan raya.
Dalam menghadapi situasi di lapangangan, kendala yang dihadapi antara lain alat untuk pencarian korban hilang dan penyelamatan, serta alat evakuasi yang terbatas. Di daerah yang rusak parah, mereka sulit melakukan komunikasi dan lambat mengkses lokasi longsor. (bnpb.go.id)
Editor : Yan Chrisna
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...