Banjir Landa Permukiman di Kampung Melayu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Banjir merendam Kampung Melayu, Jakarta Timur hari Kamis (20/11) pagi. Ketinggian muka air di permukiman di pinggir Sungai Ciliwung berkisar antara 40 cm hingga mencapai 1,5 m. Menurut penuturan warga air mulai masuk ke permukiman warga sejak Kamis dini hari.
“Air masuk ke permukiman warga dari pukul 03.00 pagi. Air terus meninggi, Kamis pagi di Kampung Pulo air sudah mencapai setinggi leher orang dewasa,” ujar Dicky, warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Luapan air Sungai Ciliwung menerjang sisi selatan (arah Kp Melayu) Jl. KH Abdullah Syafei, jalan utama penghubung Kp Melayu dengan kawasan bisnis Casablanca mulai pukul 06:00. Sementara sisi utara (arah Casablanca) tidak digenangi banjir, namun dipadati warga yang menonton banjir sehingga arus lalu-lintas menjadi kacau.
Sejak pukul 08.00 tinggi permukaan air di sisi selatan Jl. KH. Abdullah Syafei mencapai 50 cm. Puluhan pengendara sepeda motor yang nekat menerjang banjir mengalami mati mesin, sementara mobil dapat melewati banjir secara perlahan-lahan. Banjir membuat lalu-lintas di sekitar lokasi kacau, karena banjir terjadi bertepatan dengan waktu berangkat kerja. Antrean kendaraan akibat banjir mencapai Jl. Dr Sahardjo, Tebet, Jakarta Selatan, sekitar tiga km dari lokasi banjir.
Warga tidak menduga banjir akan setinggi ini, menurut mereka luapan air Sungai Ciliwung baru memasuki permukiman pada bulan Desember hingga Februari.
“Warga banyak yang terkejut, biasanya pada bulan November kami tidak mengalami banjir, biasanya banjir baru terjadi pada bulan Desember. Bisa dibayangkan akan setinggi apa banjir yang melanda permukiman pada bulan Desember (puncak musim penghujan),” kata Abdulaziz, ketua RT001/RW011 Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Abdulaziz menuturkan area terparah yang mengalami banjir adalah RW 11,13,14 dan RT 15 Kelurahan Bukit Duri. Ketinggian air di RT itu mencapai 1,5 m atau setinggi leher orang dewasa.
Abdulaziz juga mengeluhkan bantuan dari Basarnas dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang datang terlambat. “Anda bayangkan Basarnas dan BNPB baru datang sekitar pukul 09:00 pagi, sementara air memasuki permukiman warga sejak dini hari,” kata Abdulaziz dengan kesal.
Ketika dikonfirmasi, Ariffin petugas Basarnas beralasan Basarnas baru mengetahui terjadi banjir di Kp Melayu pada jam 07:00 pagi. “Informasi banjir di Kp Melayu baru masuk ke Kantor Basarnas pada jam 07:00 pagi. Karena lalu-lintas kacau pagi ini kami baru sampai di lokasi banjir pada jam 09:00 pagi. Kami harus menunggu perintah baru bisa datang ke lokasi,” kata Ariffin.
Ariffin mengatakan banjir ini terjadi karena kiriman air hujan dari Bogor dan akan semakin meninggi jika terjadi hujan di Jakarta pada Kamis (20/11) sore.
Ketika satuharapan.com masuk ke permukiman bantaran Sungai Ciliwung yang digenangi banjir, warga tampak bertahan di rumah-rumah mereka walaupun ketinggian genangan air mencapai 70 cm (setinggi pinggang orang dewasa). Tampak anak-anak gembira dan bermain air di genangan banjir yang keruh dan terdapat sampah. Sementara jam 12.00 genangan air di Jl. KH Abdullah Syafei perlahan surut dan mulai bisa dilalui oleh pengendara sepeda motor.
Editor : Bayu Probo
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...