Bank Dunia-Tiongkok Sepakat Perkuat Kolaborasi AIIB
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, bertemu dengan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Le Keqiang. Mereka bersepakat untuk memperkuat kolaborasi dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang diprakarsai Tiongkok.
"Tiongkok adalah mitra kuat dalam pembangunan dan mitra kuat bagi Bank Dunia. Kami membagi komitmen untuk mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama," kata Presiden Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (18/7).
Menurut Jim Yong Kim, pihaknya mengharapkan untuk terus berlanjutnya hubungan yang kuat, kooperatif, dan produktif.
Hal itu, ujar dia, dinilai bakal memberikan manfaat, terutama bagi negara-negara berkembang di berbagai belahan dunia.
Presiden Kim dan Menteri Keuangan RRT, Lou Jiwei, di Beijing, 16 Juli 2015, juga telah menyepakati dana perwalian 50 juta dolar AS untuk mengurangi kemiskinan.
Selain itu, Presiden Bank Dunia juga telah bertemu dengan Sekjen AIIB Jin Liqun dan menyepakati perluasan kerja sama dan kesempatan dalam pembiayaan bersama proyek dalam bulan-bulan mendatang.
"Saya mengucapkan selamat kepada Sekjen Jin Liqun dan semua anggota pendiri prospektif yang berhasil membuat kemajuan yang hebat dalam mendirikan AIIB," kata Presiden Bank Dunia dan menambahkan, lebih banyak pendanaan untuk infrastruktur akan membantu masyarakat miskin.
Sementara itu, Sekjen AIIB Jin Liqun mengungkapkan, kedua belah pihak akan mengidentifikasi proyek untuk kemungkinan menjadi program pembiayaan bersama pada musim gugur mendatang.
Sebelumnya, Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Artikel Perjanjian (Articles of Agreement) dari Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) di Great Hall of the People, Beijing, Tiongkok, Senin (29/6).
Dalam acara penandatanganan Artikel Perjanjian AIIB itu, Pemerintah Indonesia diwakili langsung oleh Menteri Keuangan RI Bambang PS Brodjonegoro.
Partisipasi Indonesia sebagai anggota calon pendiri dalam AIIB dinilai dapat mendukung program pembangunan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam pembangunan di sektor infrastruktur.
Penandatanganan Artikel Perjanjian AIIB itu juga dilakukan oleh 49 negara lainnya, yaitu Australia, Austria, Azerbaijan, Bangladesh, Brasil, Brunei Darussalam, Kamboja, Tiongkok, Mesir, Finlandia, Prancis, Georgia, Jerman, dan Islandia.
Selain itu ada pula India, Iran, Italia, Israel, Yordania, Kazakhstan, Korea Selatan, Kirgistan, Lao PDR, Luxemburg, Maldives, Malta, Mongolia, Myanmar, Nepal, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Oman, Pakistan, Portugal, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, Tajikistan, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, Uzbekistan, dan Vietnam.
Dengan demikian, masih terdapat tujuh negara dari 57 anggota calon pendiri (prospective founding members) yang belum menandatangani artikel perjanjian tersebut. Namun, artikel perjanjian AIIB itu masih akan terbuka untuk penandatanganan oleh negara-negara yang belum menandatangani sampai akhir tahun 2015.(Ant)
Editor : Sotyati
Polri Siapkan Ambulans Udara Selama Operasi Lilin 2024 untuk...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Korps Kepolisian Perairan da...