Bantuan Kemanusiaan Suriah Capai Rp 49,68 Triliun
KUWAIT, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah donor internasional pada Selasa (31/3), menjanjikan bantuan 3,8 milIar dolar AS atau sekitar Rp 49,68 triliun untuk Suriah, yang menurut amir Kuwait- tengah mengalami bencana kemanusiaan terburuk pada zaman modern.
Pertanda bencana tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menyatakan bahwa empat dari lima warga Suriah hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.
"Rakyat Suriah adalah korban bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah kekinian," kata Ban saat menghadiri penutupan "Third International Pledging Conference for Syria".
Bantuan terkumpul dalam pertemuan ketiga untuk Suriah itu hampir menyamai hasil dua pertemuan sebelumnya, yang mencapai 3,9 milIar dolar AS (Rp 50,5 triliun).
Dalam jumpa pers setelah acara penutupan itu, Ban mengatakan bahwa 16 juta warga Suriah membutuhkan bantuan, terutama lima juta yang tinggal di wilayah sulit dijangkau akibat terjebak di tengah pertempuran.
Pendonor terbesar adalah Uni Eropa, yang akan membantu sebanyak 1,2 milIar dolar AS (Rp 15,6 triliun). Sementara itu Kuwait, Amerika Serikat, dan sejumlah organisasi sipil masing-masing sekitar 500 juta dolar AS (Rp 6,5 triliun).
Kontribusi besar lain muncul dari Inggris (150 juta dolar AS/ Rp 1,9 triliun)), Uni Emirat Arab (100 juta dolar AS/ Rp 1,3 triliun) dan Norwegia (93 juta dolar AS/Rp 1,2 triliun). Sementara itu Menteri Luar Negeri Qatar, Khalid al-Attiyah mengusulkan bantuan khusus untuk pendidikan anak-anak Suriah.
Di antara penerima bantuan itu adalah Yordania dan Lebanon yang saat ini menampung hampir 2,5 juta pengungsi dari Suriah.
Kuwait selama tiga tahun terakhir selalu menggelar konferensi bantuan untuk Suriah, dan berhasil mengumpulkan hampir delapan miliar dolar AS (Rp 104 triliun).
Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari hampir 80 negara, yang didahului oleh pertemuan sejumlah organisasi non-pemerintah. Lembaga-lembaga itu berhasil mengumpulkan bantuan senilai 506 juta dolar AS (Rp 6,6 triliun).
"Jika bantuan yang dibutuhkan tidak berhasil tercapai, maka resiko bencana kemanusiaan yang berbahaya dan mengerikan akan semakin besar," kata Abdullah al-Maatuq, utusan khusus PBB untuk urusan kemanusiaan.
Pada pekan lalu, Ban mengatakan bahwa perang di Suriah telah memaksa 7,6 warga Suriah mengungsi dan 3,9 juta lainnya harus mencari perlindungan di negara lain. Sejak dimulainya konflik pada 2011, sudah 215.000 orang menjadi korban tewas.
Mengingat kondisi itu, PBB berharap dapat mengumpulkan bantuan senilai 8,4 miliar dolar AS (Rp 109,4 triliun) pada 2015 untuk membiayai misi di Suriah. Sebanyak 5,5 miliar dolar AS (Rp 71,6 triliun) akan diperuntukkan bagi pengungsi sementara, sisanya untuk warga yang terjebak di tengah perang. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...