Banyak Mendengar, Sedikit Bicara

SATUHARAPAN.COM Sejak kecil saya sangat dekat dengan ayah saya. Beliau seorang yang tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja. Pemikirannya sederhana, namun cerdas. Sedangkan ibu saya memiliki karakter yang bertentangan, cenderung lebih banyak berbicara dan kurang logis.
Dengan perbedaan itu, ayah tetap dapat menjalankan perannya dengan sangat baik. Beliau tidak pernah marah ataupun komplain kepada Ibu. Namun sebaliknya Ibu selalu mengomel panjang lebar jika ayah melakukan kesalahan.
Saya sempat berpikir bagaimana ayah bisa sesabar itu. Saya lihat beliau sangat menikmati hidup dan selalu berpikir positif. Energinya disalurkan dengan bekerja, membaca serta berolah raga. Hampir semua jenis olah raga beliau kuasai, tetapi yang paling sering dilakukannya ialah renang, tenis lapangan dan tenis meja.
Kini beliau telah memiliki 11 orang cucu, karakternya masih sama. Beliau tak pernah marah walau direndahkan orang. Katanya, Tuhan telah mengajarkan agar kita lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Lagi pula, banyak mendengar dapat mendewasakan, tetapi banyak berbicara bisa menimbulkan kesalahan bahkan kekacauan.
Ingin bukti? Lihatlah kiprah para politisi kita!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com

Mikroplastik dapat Turunkan Fungsi Kognitif Manusia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Pukov...