Menjadi Diri Sendiri
SATU HARAPAN.COM Ketika membereskan pakaian anak perempuan saya yang berusia 6 tahun, saya menemukan ada bagian robek di celana yang biasa dipakai untuk ekstrakurikuler menari. Saya segera menjahit dan berkata padanya, Celananya robek, apa kamu enggak diejek teman-temanmu waktu latihan menari? Sambil tersenyum dia menjawab, ada beberapa teman yang bilang ihh, celananya robek, tapi saya bilang, memang seperti ini modelnya, lalu teman-teman pun tidak mengejek lagi. Saya tidak dapat menahan senyum mendengar jawabannya.
Mendengar jawabannya yang lugas menjadikan saya teringat akan masalah yang saya hadapi berkaitan dengan apa kata orang. Terkadang dalam melakukan sesuatu saya merasa takut atau ragu karena terbayang apa kata orang nanti. Bagaimana bila yang saya lakukan salah? Bagaimana kalau itu tidak sesuai dengan pendapat orang? Apakah nanti saya akan dipersalahkan? Dan untuk amannya saya tidak jadi melakukan sesuatu yang tadinya hendak saya lakukan.
Menjadi diri sendiri adalah sesuatu yang sulit. Apa saya saya inginkan kadang bertentangan dengan orang lain, dan untuk amannya saya mengalah, supaya tidak jadi bahan omongan.
Saya teringat dengan seorang teman yang bertubuh gemuk. Setelah putus dengan pacarnya, kemudian dia menjalin hubungan dengan pria lain, dia menjadi langsing. Saya bertanya kepadanya, mengapa bisa begitu? Dia menjawab bahwa pacar sebelumnya selalu ajak dia makan yang enak-enak, jadi dia menjadi gemuk. Dan pacar yang sekarang mendukung dia untuk diet, jadi sekarang dia berhasil diet dan melakukan program olahraga sehingga bertubuh langsing.
Kehidupan kita kadang ditentukan dari sekitar kita, jawaban dari anak saya tentang celana robek ini membuat saya berpikir, saya pun harus berani tegak melangkah dan menjadi diri saya sendiri. Tak perlu takut dengan apa kata orang.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...