Banyuwangi Children Center Tangani Problem Anak
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM - Banyuwangi Children Center (BCC) yang dibentuk Pemkab Banyuwangi pada Mei 2016, terus bekerja menangani berbagai permasalahan yang menimpa anak-anak di kabupaten tersebut. Sejumlah pengaduan, mulai dari kasus kekerasan fisik, verbal, seksual, hingga penelantaran, masuk ke SMS Center BCC dan telah diselesaikan.
”Ada yang diselesaikan dengan pendekatan hukum. Ada juga yang dengan pendekatan non-hukum, antara lain lewat konseling yang melibatkan tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Dinas Pendidikan,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, seperti dikutip dari situs banyuwangikab.go.id.
Dia mencontohkan pada 13 Juli 2016, ada pengaduan masuk ke SMS Center BCC di nomor 082139374444, tentang seorang anak dari Kecamatan Muncar yang menjadi korban broken home. Pendidikannya menjadi telantar. Tim langsung bergerak, dan kini yang bersangkutan sudah menjalani pendidikan secara normal di salah satu SMK.
”Tanggal 18 Juli ini, anak tersebut sudah masuk sekolah. Pendidikannya kembali normal,” kata Anas.
Mantan anggota DPR tersebut menambahkan, BCC juga terintegrasi dengan Tim Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah atau Garda Ampuh, sehingga jika kasus anak berimbas ke pendidikannya bisa langsung diselesaikan.
”Berbarengan dengan masuk pertama sekolah tanggal 18 Juli, BCC juga telah menormalkan kembali pendidikan tiga anak yang sempat mengalami masalah, yaitu anak di Kecamatan Muncar, Kalipuro, dan Rogojampi. Mereka sudah masuk sekolah,” kata Anas,
Sebelumnya, BCC juga menangani kekerasan (pelecehan) seksual kepada seorang anak di wilayah Kertosari, Banyuwangi. Tim BCC mendapatkan laporan dari tetangga korban, lalu bergerak dengan melibatkan dokter puskesmas untuk memeriksa fisik korban dan tenaga psikolog, untuk pendampingan psikologis agar korban pulih dari keguncangan jiwanya.
Anas mengatakan, BCC dibentuk untuk semakin menekan angka kekerasan terhadap anak, baik kekerasan fisik, seksual, maupun verbal.
”Ini efektif. Dulu, warga mau lapor kekerasan kan takut, sekarang cukup SMS. Kapan hari ada laporan masuk, ada anak dipukul pakai helm sama orangtua angkatnya. Yang lapor tetangganya. Sebenarnya tetangganya sering melihat, tapi baru berani lapor setelah ada SMS Center BCC. Langsung kami datangi, memberikan pengertian dan penekanan agar hal-hal semacam itu tidak terulang. Ini sangat memudahkan. Kekerasan kepada anak adalah kejahatan luar biasa yang merenggut hak dan masa depan anak, yang harus dilawan bersama-sama,” katanya.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...