CAN Soroti Rencana Pemusnahan Kristen di Nigeria
ABUJA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris dari Asosiasi Kristen Nigeria (Christian Association of Nigeria/CAN), Musa Asake, mengatakan Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, memiliki skenario tersembunyi untuk menyingkirkan pemeluk Kristen di negara tersebut.
Asake mengemukakan di Christian Daily, pada hari Selasa (19/7), dia mendasari argumennya dari peristiwa penyerangan yang menewaskan Eunice Elisha, pendeta dari Redeemed Christian Church of God, gereja di Kubwa, Nigeria.
Asake menyoroti peristiwa lain yang terjadi pekan sebelumnya, saat sekelompok warga di Suleja, Nigeria, menyerang Gereja Katolik Saint Philip, yang menyebabkan banyak orang terluka. Menurut sumber kepolisian, kelompok penyerang tersebut beralasan bahwa gereja tersebut mengganggu ketenteraman publik karena mengadakan misa pada hari Jumat.
Asake mengatakan bila rencana itu memang dilakukan Pemerintahan Buhari, maka langkah tersebut tidak akan diberkati Tuhan. “Dari apa yang saya saksikan saat ini, saya melihat pemerintah tidak serius melakukan perlindungan kepada kami, dan kami saat ini tidak ada pilihan selain membentengi diri sendiri dari kekerasan,” kata Asake.
Asake menjelaskan umat Kristen di Nigeria tidak akan berpangku tangan dan diam menghadapi kekerasan. Saat ini CAN juga mengecam keteledoran Pemerintah Nigeria yang gagal melindungi keluarga Eunice Elisha.
Pembunuhan Eunice Elisha
Premium Times Nigeria, memberitakan saudara perempuan Eunice Elisha, Bola Fatuashi, mengemukakan Eunice Elisha akan dimakamkan hari Sabtu (23/7) di Abuja, di luar wilayah ibu kota Nigeria.
Olawale Elisha, suami dari Eunice Elisha, menuturkan penyerangan yang dilakukan sekelompok orang terhadap istrinya terjadi di Kubwa, Abuja, Nigeria, pada pagi hari saat Eunice Elisha sedang melakukan pelayanan.
“Saya ingat waktu itu pukul tujuh pagi. Salah satu anak saya membangunkan saya untuk menonton berita di televisi tentang berita pembunuhan yang menewaskan seorang pendeta,” kata Olawale Elisha.
Mendengar berita tersebut Olawale Elisha bergegas menuju tempat istrinya terbunuh. “Saya melihat wajah anak saya, Jessica, dia mulai menangis, tetapi saya mencoba menenangkan dia. Saya menghibur Jessica, orang yang meninggal itu tidak mungkin Eunice,” Olawale Elisha menambahkan.
Tiba di tempat Eunice Elisha terbunuh, laki-laki berusia 44 tahun tersebut tak kuasa membendung air mata, karena mulai mengenai ciri fisik istrinya tersebut. Tetesan air mata tidak hanya tumpah dari Olawale Elisha, namun juga dari Jessica, yang terpukul karena kehilangan ibunya.
Pertemuan Olawale Elisha dan Eunice
Olawale Elisha dan Eunice bertemu hampir dua dekade lalu, di pertemuan asosiasi mahasiswa Kristen yang diselenggarakan Gereja Apostolik, di Kubwa, Nigeria.
Olawale Elisha adalah pemimpin asosiasi tersebut, sementara Eunice menjabat petugas kesejahteraan. Olawale Elisha mengisahkan setelah saling mengenal satu sama lain, mereka memutuskan menikah pada Juli 2000.
Pasangan itu dikaruniai tujuh anak. Olawale Elisha mengatakan istrinya menjadi sosok yang diberkati Tuhan karena murah hati dan sering berderma bagi orang yang membutuhkan di sekitarnya.
Sebelum Olawale Elisha dan Eunice Elisha menetap di Kubwa, mereka tinggal di Gbazango, daerah terpencil di sekitar Kubwa, Nigeria. (christiandaily.com/premiumtimes.ng)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...