Banyuwangi Genjot Kemandirian Pangan Lewat Gema Pamili
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Banyuwangi membuat program Gerakan Masyarakat Pangan Mina Lestari, Gema Pamili, gerakan pemanfaatan lahan pertanian untuk budidaya ikan air tawar, untuk mewujudkan kemandirian pangan hingga tingkat rumah tangga.
Gerakan Gema Pamili melingkupi sistem diversifikasi seperti mina jeruk (pemeliharaan ikan bersama jeruk), mina naga (pemeliharaan ikan bersama buah naga), mina padi (pemeliharaan ikan bersama padi), serta pemanfaatan lahan agar produktivitas meningkat.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, mengatakan enam kecamatan di Banyuwangi siap melakukan gerakan Gema Pamili, yakni Glenmore, Sempu, Songgon, Licin, Glagah, dan Blimbingsari. Enam kecamatan tersebut dikenal sebagai sentra jeruk, buah naga, dan padi.
Hary menambahkan, lahan pertanian jeruk dan buah naga juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan mina lestari. Demikian juga kebun buah bisa juga dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan tawar. Kolam ikan yang dibuat di dekat kebun jeruk, misalnya, selain fungsinya sebagai kolam juga bisa menjadi tempat penampungan air yang bisa dialirkan bila musim kering.
"Kami terus melakukan pelatihan-pelatihan budidaya dan pengembangan minalestari kepada petani jeruk, naga, dan padi. Petani selain bisa memanen buah, juga bisa menikmati ikan tawar yang dibudidaya melalui mina lestari ini. Apalagi Banyuwangi telah ditetapkan sebagai pilot project kawasan sentra jeruk nasional oleh Kementerian Pertanian," kata Hary. Jeruk memang menjadi salah satu komoditas hortikultura buah andalan Banyuwangi, selain manggis, buah naga, dan durian.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menegaskan pangan merupakan sektor sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat. Salah satu upaya untuk meningkatkan fondasi pangan adalah melakukan produktivitas sektor pertanian.
Produktivitas digiatkan salah satunya lewat pertanian terpadu mina padi, yang memadukan teknik budidaya padi dan peternakan ikan bersamaan dalam satu sawah.
Di Banyuwangi saat ini tercetak 101 hektare kawasan mina pangan. "Targetnya, tiap tahun kita bisa cetak 5 hektare kawasan mina pangan per tahun," kata Anas, seperti dilansir banyuwangikab.go.id.
Mendukung target tersebut, Anas meminta semua sektor yang terkait pertanian bisa membuat kebijakan komprehensif yang melibatkan lintas sektor. "Bukan hanya tugas Dinas Perikanan dan Pangan, namun perlu didukung mulai dari Dinas Pertanian hingga Dinas PU Pengairan. Hasilnya akan jauh lebih optimal," kata Anas.
Hary menjelaskan gerakan itu juga untuk menjamin konsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi seimbang di tingkat rumah tangga, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki warga.
Ekowisata
Selain minapadi, Gema Pamili juga memanfaatkan keramba sungai. Keramba merupakan salah satu tempat pemeliharaan ikan dengan mengoptimalkan manfaat perairan umum untuk budidaya ikan.
Keramba bisa berupa bambu bilah, kayu, atau kawat. Pada umumnya menggunakan bambu sebagai kerangka pembuatan keramba dengan ukuran bervariasi sebagai tempat budidaya ikan.
"Kami juga melakukan penebaran benih ikan di peraian umum, serta gerakan konservasi terumbu karang, mangrove, cemara udang, dan lain untuk mendukung ekowisata, " kata Hary.
Gerakan itu diharapkan bisa menciptkan kawasan pangan mina lestari, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, peningkatan diversifikasi pangan.
"Ini juga upaya menjaga stabilitas harga komoditas pangan pokok serta menurunkan jumlah daerah yang rentan terhadap rawan pangan," kata dia.
Editor : Sotyati
Film The Last Dance Pecahkan Rekor Box Office Hong Kong
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - "The Last Dance", sebuah film drama berlatarkan rumah duka yang...