Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 09:47 WIB | Selasa, 31 Januari 2017

Saham-saham di Bursa AS Rontok Pasca Larangan Imigrasi Trump

Reaksi Peter Tuchman, seorang trader di Wall Street, menatap harga-harga saham di Wall Street pasca larangan imigrasi Donald Trump terhadap sejumlah warga negara berpenduduk mayoritas Muslim (Foto: Reuters)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Indeks saham utama AS membukukan penurunan terbesar sepanjang tahun 2017 pada hari Senin (30/1) karena investor khawatir akan kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dianggap tidak ramah pasar.

Perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Trump pada hari Jumat, melarang masuknya imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim, termasuk pemegang visa, dan untuk sementara menghentikan masuknya pengungsi. Selama akhir pekan, ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota utama AS utama dan di bandara melancarkan protes.

Sebelum ini, surat berharga perusahaan-perusahaan AS sempat mencatat serangkaian rekor tertinggi setelah pemilu yang dimenangi Trump pada bulan November, didorong oleh janjinya tentang pemotongan pajak dan peraturan sederhana.

"Investor fokus pada proposal pro-pertumbuhan  (Trump) dan bukan pada  kegiatan ekonomi yang merugikan, seperti proteksionisme," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di First Standard Financial di New York, dilansir dari Reuters.

Dia mengatakan investor secara membabi buta hanya melihat kebijakan yang ramah pasar Trump yang dia janjikan selama masa kampanye. Adanya larangan imigrasi ini adalah pengingat bahwa tindakan yang dia ambil dapat merusak perekonomian.

Sektor teknologi,  yang telah secara terbuka menentang larangan imigrasi dan rintangan untuk mempekerjakan orang asing bertalenta, memiliki bobot paling besar dalam indeks S & P 500.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 122,65 poin, atau 0,61 persen, dan ditutup di level 19,971.13 pada hari Senin.  S & P 500 kehilangan 13,79 poin, atau 0,60 persen, ke level 2,280.9 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 47,07 poin, atau 0,83 persen, ke 5.613,71.

Ini adalah penurunan persentase harian terbesar untuk Dow sejak Oktober, sedangkan S & P dan Nasdaq turun terbesar sejak akhir Desember.

Sebelumnya, Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang akan berusaha untuk menyederhanakan peraturan federal dengan mengharuskan penghapusan dua peraturan yang ada untuk setiap aturan baru yang diperkenalkan.

Dalam sebuah acara dengan para pemimpin bisnis kecil, Trump pernah mengomentari kenaikan indeks saham sejak 8  November, begini: "Pasar saham sudah naik secara besar-besaran sejak pemilu. Semua orang mengatakan 'Oh, pasar akan turun.' Saya berkata 'pasar tidak akan turun '."

Kemarin, Indeks Russell 2000 yang merupakan indeks bagi saham perusahaan kecil dan menengah turun 1,3 persen, menghilangkan semua semua keuntungan yang sempat tercipta sejak Januari.

ICBOE Volatility Index (VIX) atau indeks yang "mengukur ketakutan" di Wall Street, naik 1,30 poin, terbesar sejak 3 November untuk ukuran penurunan harian.

Harga-harga saham jatuh padahal saat ini pengeluaran konsumen AS menunjukkan percepatan yang menunjukkan  permintaan domestik yang berkelanjutan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di awal 2017.

"Faktor non ekonomi mulai masuk sehingga merugikan peserta pasar ekuitas yang mengantisipasi cerita positif," kata Wayne Wicker, kepala investasi sebuah perusahaan di Washington DC yang mengelola sekitar US$ 36 miliar aset.

Saham-saham maskapai penerbangan juga jatuh; American Airlines (AAL.O) turun 4,4 persen dan United Continental (UAL.N) turun 3,6 persen. Setidaknya satu analis dikutip mengungkapkan kekhawatiran atas larangan perjalanan ke Amerika Serikat.

"Kekhawatiran utama adalah bahwa larangan perjalanan (Trump) mulai mencakup lebih banyak negara atau bahwa ada pembatasan yang lebih ketat tentang wisata ke AS," atau negara lain membalasnya, kata analis dari Stifel, Joseph DeNardi.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home