Baru 3 Hari Buka KFC Halal Langsung Ditutup di Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Baru tiga hari beroperasi, sebuah restoran siap saji bernama KFC Halal -- yang sangat mirip dengan Kentucky Fried Chicken dari AS tetapi sama sekali tidak ada kaitannya -- langsung ditutup oleh pemerintah Iran.
Alasan penutupannya masih simpang-siur. Semula disebutkan penutupan resto itu disebabkan para pejabat menduga KFC Halal merupakan cabang dari KFC dari AS. Tetapi informasi lain menyebutkan resto itu ditutup karena menggunakan lisensi palsu.
ABC News melaporkan hari ini (4/11) resto tersebut telah disegel dengan tulisan, "Ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut."
Resto siap saji di Teheran itu memang sangat mirip dengan resto KFC yang sudah melegenda. Dekorasi toko dilengkapi dengan ornamen yang menyerupai bendera AS. Oleh karena itu, kehadirannya bisa dipandang sebagai "bagian dari pengaruh Amerika ke dalam budaya Iran", menurut Tasnim News Agency.
"AS adalah salah satu musuh utama Iran dan ini akan memiliki bahaya serius bagi negara," demikian bunyi tulisan yang tertera pada segel resto tersebut.
Media setempat mengatakan, polisi menutup restoran KFC "karena tidak memiliki otorisasi dan telah beroperasi di bawah lisensi palsu".
Tetapi manajer KFC Halal, Abbas Pazuki, mengatakan penutupan toko mereka merupakan "kesalahpahaman" dan ia mengatakan mereka tidak berafiliasi dengan KFC Amerika Serikat.
"Kami adalah bagian dari merek yang dikenal sebagai Halal KFC, yang berasal dari Turki. Ini milik Muslim dan target pasarnya adalah negara-negara Muslim," kata Pazuki.
Dia mengatakan KFC Halal dari Turki ini adalah "saingan dari KFC Amerika".
Kontroversi kehadiran KFC Halal ini tidak berapa lama setelah kesepakatan nuklir ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia pada bulan Juli lalu. Kesepakatan ini dipandang positif oleh beberapa negara Barat untuk mencari hubungan bisnis lebih dekat dengan Teheran apabila sanksi ekonomi terhadap negara itu dicabut.
Terbukanya peluang pemulihan hubungan tersebut membuat perusahaan makanan siap saji seperti McDonald dan KFC dilaporkan menjajaki kemungkinan membuka cabang di Iran, sesuatu yang telah menimbulkan perdebatan di kalangan warga Iran yang konservatif.
"Tidak ada jejaring resto siap saji Amerika memiliki restoran di Iran," kata Ketua Kantor Dagang Iran, Ali Fazeli.
"Produk makanan dari KFC Iran tidak ada hubungannya dengan KFC di Amerika Serikat," kata dia.
"Sesuai dengan perintah dari pemimpin tertinggi (Ayatollah Ali Khamenei), kami tidak memberikan otorisasi untuk merek Barat di sektor makanan cepat saji," kata Fazeli.
Khamenei awal pekan ini menyerukan Iran untuk tetap "waspada" terhadap AS, yang katanya tidak berubah meskipun sudah mencapai kesepakatan dengan Teheran.
Sebagian besar anggota parlemen Iran pada hari Senin (2/11) tetap memakai slogan "Matilah Amerika" - istilah yang terkenal dan sering digunakan dalam protes - meskipun kesepakatan nuklir telah dicapai.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...