Hummus Dijadikan Simbol Visi Perdamaian Muslim dan Yahudi
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Hummus—hidangan lezat dari Timur Tengah yang terbuat dari buncis tumbuk, tahini, minyak zaitun, dan bumbu lainnya—akan dijadikan simbol perdamaian Muslim dan Yahudi.
Pada hari Kamis (5/11), hummus akan dijadikan simbol perdamaian oleh 15 aktivis Muslim dan Yahudi yang bersamaan dengan itu juga memecah-mecah roti bersama dan berpartisipasi dalam tur bus Maryland, Washington DC, dan Virginia yang membawa pesan rekonsiliasi.
Dengan membagikan hummus dan roti pita, para aktivis ingin menyebarkan pesan bahwa kaum Muslim dan Yahudi menolak untuk saling membenci.
Para aktivis akan berbagi hummus dan roti pita dengan orang yang mereka temui pada siang hari dan juga mengundang masyarakat untuk memberikan tanda tangannya dalam ikrar perdamaian “Berjuang demi Kebersamaan” yang diciptakan oleh Presiden Masyarakat Islam Basking Ridge New Jersey Dr Ali Chaudry. Tema tersebut menyatakan penentangan terhadap permusuhan antaragama, komunitas, suku, etnis, dan ras. Di ikrar tersebut juga berisi kesepakatan bersama untuk menentang kefanatikan dalam bentuk apapun.
Tahun kedua penyebaran hummus sebagai simbol perdamaian melalui tur bus ini merupakan hasil kerjasama perusahaan-perusahaan nirlaba yang berbasis di New York dan Forum Besar Washington Muslim dan Yahudi.
Kampanye ini sudah dimulai sejak tahun 2014 dalam menanggapi serangkaian iklan anti Muslim yang pernah muncul di bus kota Washington dan New York. Iklan ofensif tersebut dibeli oleh Badan Pertahanan Prakarsa Kebebasan Amerika (American Freedom Defense Initiative), sebuah kelompok yang dipimpin oleh Pamela Geller dan dinyatakan tidak konstitusional oleh pengadilan federal pada Agustus 2015.
Direktur program Muslim dan Yahudi FFEU Walter Ruby mengatakan bahwa “Kampanye tahun ini adalah simbol perdamaian di tengah-tengah gesekan dan ketegangan yang terjadi antara Muslim dan Yahudi.”
"Gajah di ruangan adalah konflik antara Israel dan Palestina. Kami berdoa bersama agar konflik yang ada segera berakhir. Di antara kita memang dapat terjadi banyak perbedaan dalam berbagai hal, tetapi hal itu tidak akan menghalangi kita untuk membangun persahabatan,” kata Ruby kepada The Huffington Post.
Para aktivis akan mengunjungi Universitas Maryland, Georgetown University, George Mason University, taman umum, masjid, dan sinagoga. Para aktivis tersebut berbagi hummus dan roti pita dengan semua orang yang mereka temui di sepanjang jalan.
"Dengan menyebarkan hummus dan roti pita lalu menikmatinya bersama-sama, kita menyebarkan cinta, empati, dan rekonsiliasi untuk menggantikan kebencian, ketakutan, dan kemarahan," kata Dr Sahar Khamis dari Asosiasi Profesor Komunikasi Universitas Maryland dalam siaran pers. (huffingtonpost.com)
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...