Basarnas Fokus Pencarian Black Box AirAsia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memasuki hari ke-12 operasi pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ 8501, Badan SAR Nasional (Basarnas) fokus untuk menemukan kotak hitam (black box) pesawat.
"Setelah bagian ekor pesawat ditemukan, rencana kami secara bertahap adalah memastikan apakah black box masih berada di posisinya di bagian ekor itu atau sudah terlepas dari tempatnya semula," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo di Jakarta, Kamis (8/1).
Soelistyo menjelaskan, untuk memastikan hal tersebut, Basarnas sudah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan penyelam di lapangan. "Karena untuk bisa mengambil dan mengevakuasi black box perlu perlakuan khusus," kata dia.
Dia menyebutkan sejak pukul 06.45 WIB tim sudah kembali menyelam ke bagian ekor, namun karena jarak pandang di dasar laut di bawah satu meter, penyelam hanya mendapatkan puing-puing dan membawa ke kapal.
Kekuatan arus laut di lokasi pencarian di Selat Karimata sendiri saat ini 3-5 knot ,sehingga tim penyelam saat ini juga menunggu arus bawah lebih baik.
Lebih lanjut Soelistyo menjelaskan, rencana operasi hari ini, jika black box masih melekat pada tempatnya, harus berkoordinasi dengan KNKT apakah boleh ekor diangkat sekaligus.
"Jadi keputusan ada di KNKT, kami hanya membantu dan sudah siap dengan crane yang ada di Kapal Crestonyx," katanya.
Tim SAR gabungan pada Rabu (7/1) menemukan ekor pesawat dan lokasi tersebut ditandai dengan tali, balon, dan sinyal sehingga tidak khawatir posisi ekor hilang lagi.
Di lokasi penemuan ekor juga ada Kapal Crestonyx, Baruna Jaya, dan satu kapal Basarnas, yang siaga menunggu kekuatan arus bawah laut membaik.(Ant)
KNKT Optimistis Mampu Baca "blackbox" AirAsia
Sementara itu dilaporkan dari Pangkalan Bun, Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo, optimistis blackbox AirAsia QZ8501 yang akan diangkat dari dasar laut, mampu dibaca, bahkan dibuatkan animasi kronologi dari mulai terbang hingga terjatuh.
"KNKT Indonesia memiliki laboratorium dan ahli yang telah belajar dari luar negeri, sehingga blackbox tidak perlu dibawa keluar negeri," katanya di Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1).
"Negara Rusia saja mengakui kinerja dan kecepatan KNKT Indonesia saat membaca blackbox Sukhoi. Kondisi blackbox Sukhoi itu hancur berkeping-keping bahkan terbakar, tapi diselesaikan hanya dua minggu. Rusia saja harus 1,5 bulan," kata dia.
Kemungkinan terburuk, apabila tidak mampu membaca blackbox AirAsia maka ahli dari negara lain yang dianggap netral akan dipanggil ke laboratorium KNKT Indonesia.
Dia mengatakan, apabila tidak mampu juga memperbaiki dan membaca blackbox, maka KNKT Indonesia akan membawa langsung ke pabrik pembuat blackbox dan tetap dilakukan pengawasan.
"Kita tidak ingin ada saling menyalahkan atau persaingan antarpembuat pesawat. Itu kenapa membaca blackbox harus tetap dilakukan KNKT Indonesia dan bukan Airbus atau lainnya," katanya
Ketua Investigator KNKT mengatakan semua itu kemungkinan terburuk, namun melihat gambar ekor pesawat yang disampaikan Badan SAR Nasional maka blackbox dapat dibaca.
"Yakin lah kita bisa membaca blackbox AirAsia. Alat dan ahlinya kan ada di KNKT," demikian Nurcahyo.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kamis(8/1) pagi, tiba di Lanud Iskandar Pangkalan Bun dan rencananya akan memimpin langsung pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan.
"Saya akan meminpin sendiri proses pengangkatan ekor pesawat karena di dalamnya ada blackbox. Mudah-mudahan proses ini cepat selesai," katanya.
Moeldoko akan memantau proses evakuasi dan penggangkatan ekor pesawat yang saat ini sudah dilokalisasi oleh Tim SAR gabungan di koordinat 03.38.39 LS dan 109.43.43 BT. (Ant)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...