Presiden Suriah Bashar al-Assad. (Foto: alarabiya.net)
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Suriah Bashar al-Assad bercanda dengan mengatakan ia harusnya yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian, sebuah surat kabar pro-Damaskus Lebanon melaporkan pada hari Senin (14/10).
Nobel yang diberikan kepada pengawas senjata kimia global pada hari Jumat lalu, "seharusnya untuk saya", kata Assad seperti diberitakan surat kabar Al-Akhbar.
Assad membuat pernyataan tersebut dengan bercanda, tulis harian itu, saat ia mengomentari pengumuman penghargaan Nobel Perdamaian yang diserahkan pada Jumat kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, yang bekerja di Suriah untuk menghancurkan senjata kimia rezim Assad hingga batas waktu pertengahan 2014.
Al-Akhbar juga melaporkan bahwa sebelumnya Assad sudah mengusulkan di tahun 2003 lalu bahwa semua negara di kawasan ini harus menyerahkan semua senjata pemusnah massal.
Tapi surat kabar itu tidak menyebutkan kapan Assad membuat komentar tentang Nobel.
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia OPCW dan PBB telah mengirim 60 tim ahlinya dan staf pendukung di Suriah sejak 1 Oktober.
Tim mulai bekerja setelah ada putusan dari resolusi Dewan Keamanan PBB bulan lalu untuk memusnahkan semua senjata kimia milik Suriah.
Resolusi tersebut dikeluarkan setelah adanya serangan menggunakan senjata kimia di provinsi Damaskus pada 21 Agustus yang menewaskan ratusan orang. Hal ini juga diikuti dengan adanya ancaman dari AS untuk menyerang rezim Assad.
Perang Suriah pecah setelah tentara dan pasukan keamanan menumpas dengan brutal aksi protes anti-Assad yang meletus pada Maret 2011.
Menurut laporan pengawas hak azasi manusia PBB, lebih dari 115.000 orang telah menjadi korban meninggal dalam konflik di Suriah sejauh ini.
Assad Salat Ied di Damaskus
Presiden Suriah Bashar al-Assad melaksanakan ibadah di sebuah masjid di Damaskus pada Selasa (15/10) pagi ketika umat Muslim merayakan Idul Adha, kata media pemerintah.
Televisi pemerintah menayangkan gambar yang menunjukkan Assad memasuki masjid Hassiba dan melambaikan tangan kepada para pendukungnya sebelum menjalankan salat Ied.
Para jamaah dipimpin oleh Imam Mohamed Tawfik al-Bouti, putra Mohamed al-Bouti, tokoh agama pro-rezim senior yang tewas dalam pengeboman di sebuah masjid pada Maret.
Assad, yang jarang terlihat di depan umum sejak awal konflik di Suriah, menghadiri peribadatan di sebuah masjid di Damaskus pada 8 Agustus, untuk merayakan Idul Fitri.
Pada saat itu, Syrian Observatory for Human Rights (Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia) melaporkan penembakan di lokasi presiden melaksanakan peribadatannya, dengan para aktivis mengatakan bahwa para pejuang yang menjadi lawannya telah "menargetkan" konvoinya. (alarabiya.net/Ant)