Basuki: Mana Mungkin Berani Sama TNI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku nyalinya akan ciut jika berhadapan dengan TNI. Terkait pernyataan adanya ‘oknum TNI’ yang membekingi pedagang kaki lima (PKL) di Monas, ia berujar cuma bermaksud memancing, kalau tidak ada yang terpancing berarti memang tidak ada oknum itu.
“Saya mana berani lawan TNI. Lagian bagus kalau tidak ada oknum, berarti urusan PKL sekarang clear,” ujarnya dengan maksud mengklarifikasi, di Balai Kota, Rabu (6/8).
Basuki memang mengakui bahwa penertiban PKL di Monas sudah selesai saat ini, bahkan Pemprov DKI dibantu TNI dan Polisi dalam pelaksanaannya. Penertiban itu dilakukan lantaran dulu pada waktu pendataan di IRTI hanya 300 PKL, sekarang sudah ada 1000-an lebih PKL.
“Orang jual makanan minuman di sana sebenarnya ada bos-nya, si pedagang itu hanya dieksploitasi untuk dimintai uang sewa saja. Kita harusnya menangkap bos-bos mereka,” kata Basuki.
Oleh sebab itu, Basuki berencana memperbaiki pagar-pagar yang dijebol dan memasang pagar baru, supaya kalau ada PKL yang sudah ditertibkan itu masuk lagi, biar ditangkap saja. Permasalahan yang lalu juga dia katakan, CCTV yang sudah pasang, kabelnya malah diputus PKL, bahkan speaker dan lampu juga dirusak.
“Makanya kita coba perbaiki lagi CCTV-nya, supaya bisa dilakukan kontrol lagi. Yang penting nantinya Satpol PP mesti mau mengawasi dari kamera. Jangan sampai lengah seperti di Balai Kota, ada tamu yang pernah kehilangan tas saat sedang makan,” imbuhnya.
Kerja Sama dengan Paspampres, Mengapa?
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN), Heru Budi Hartono membenarkan Pemprov DKI bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
“Monas itu kan milik bersama, kepentingan Paspampres juga ada, karena di situ kan dekat Istana Negara, jadi merupakan kewenangan Paspampres bersama Pemda DKI. Yang perlu diingat adalah, Pemda DKI akan melakukan penegakan hukum di Monas terkait dengan PKL, dengan melakukan bersama-sama TNI, Polri,” jelas Heru.
“Bukan hanya PKL, di sana juga ada perilaku asusila, orang pacaran di luar garis kewenangan, parkir motor/mobil sembarangan. Bahkan ada beberapa petinggi TNI mengatakan, setiap dia lari pagi, trotoar itu terisi dengan orang-orang yang parkir sembarangan, mesin mobilnya masih hidup, itu kan polusi udara bagi orang yang lari pagi di sana,” kata dia menambahkan.
Heru yang juga berasal dari keluarga TNI mengimbau, bahwa Monas merupakan peninggalan sejarah dari leluhur kita yang harus dijaga. Dia sebagai keluarga TNI telah berusaha menjembatani jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Tidak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh TNI dan Polisi yang membantu Pemprov DKI.
Sementara Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso mengatakan tidak ada bentrokan yang terjadi antara TNI dengan Satpol PP, yang sampai berujung pada penangkapan personel Satpol PP di Mapolsek Gambir, Jakarta Pusat.
“Tidak ada yang ditahan cuma ada crash biasa, tapi sudah selesailah,” kata Kukuh kemarin di Balai Kota.
Kukuh menegaskan, personel Satpol PP bukan dipersenjatai (terkait pemberitaan sebelumnya yang mengatakan untuk melawan oknum TNI), tetapi memang sudah punya senjata, peluru tajam, peluru karet, senjata listrik, alat kejut, sampai baju anti peluru ada semua. Namun semua senjata itu akan digunakan tergantung situasi dan kondisi lapangan yang dihadapinya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...