Basuki: Pahlawan adalah Berani Melawan Arus
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Untuk menjadi pahlawan di zaman modern ini, memang tidak perlu lagi mengorbankan nyawa dan tidak perlu mengangkat senjata, dan menurut pandangan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk menjadi pahlawan masa kini, syaratnya harus berani melawan arus, di mana ketika semua orang melakukan hal yang salah, diri kita walaupun sendiri, harus berani berdiri untuk mengatakan tidak dan melawan perbuatan salah itu.
“Yang paling penting, anak-anak muda zaman sekarang, kalau ada yang berani tidak buang sampah ketika semua temannya buang sampah sembarangan, dia adalah pahlawan. Ketika semua teman sekolahnya tawuran, dia sendiri mengatakan tidak, itu namanya pahlawan. Ketika semua orang ‘madol’ (bolos sekolah), tetapi dia sendiri ingin tetap belajar, dia pahlawan,” kata Basuki usai menjadi inspektur upacara di peringatan Hari Pahlawan 10 November di lapangan eks-IRTI Monas, Senin (10/11).
“Dulu sewaktu kuliah, semua teman gele (menghisap ganja), kita sendiri tidak mau gele, itulah pahlawan bagi kami. Ketika semua orang merokok dan kita dipaksa merokok, tetapi kita bilang tidak, itulah pahlawan. Ketika kita melihat ada kelompok yang membully lalu kita melawan, itu namanya pahlawan. Jadi pahlawan di zaman sekarang seperti itu, ketika kita melihat semua orang melakukan hal yang salah, kita walaupun sendiri, berdiri melawan, itulah pahlawan,” dia menguraikan.
Namun ketika ditanyakan siapa pahlawan bagi Basuki, ia menolak menyebutkan nama, alih-alih hanya menyebut kedua orangtuanya sebagai pahlawan dalam hidupnya.
“Pahlawan bagi kehidupan saya, ya orangtua saya. Ya tentunya banyak pejuang-pejuang kita yang berani mati, sehingga kita bisa merdeka. Sosok pahlawan itu banyak, kamu bisa cari sendiri orang-orangnya,” Basuki menjelaskan.
Bagi dia, siapapun di zaman ini yang berani menyuarakan suara orang-orang yang tertindas, yang berani membela hak orang-orang terzalimi, itulah pahlawan. Dan ketika dunia ini mengatakan yang salah menjadi benar, pahlawan adalah orang yang berani berdiri sendiri untuk melawan.
Terkait Front Pembela Islam (FPI) yang terus menolak dirinya termasuk aksi demo di peringatan Hari Pahlawan pada Senin (10/11) di Balai Kota, Basuki mengatakan tidak apa-apa, karena suara mereka tetap bagian dari demokrasi.
“Mereka bisa menolak saya, saya juga bisa menolak mereka kan, ini hal biasa dalam demokrasi. Tapi saya sudah siapkan surat kalau mereka macam-macam di Jakarta, kita mau rekomendasikan ke Menkumham untuk membubarkan FPI, itu jelas,” tegas Basuki.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...