Basuki Tjahaja Purnama Belum Dapat Pastikan Modifikasi Cuaca
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Basuki Tjahaja Purnama selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan pada Selasa (26/11) malam, di Balai Kota, Jakarta pihaknya saat ini belum dapat memastikan waktu pelaksanaan modifikasi cuaca, meskipun saat ini curah hujan kian meningkat.
Basuki mengatakan saat dalam melaksanakan modifikasi cuaca pihaknya harus melakukan koordinasi dengan Pemprov Jawa Barat. “Modifikasi cuaca masih menunggu perhitungan, apakah kondisi kita sudah dianggap darurat atau belum, dan ini perlu kirim surat,” kata Basuki.
Basuki akan meminta kesiapan dari instansi terkait di Pemprov Jawa Barat, dan BNPB Pusat terkait modifikasi cuaca.
“Cuaca ekstrem itu bukan di sini (Jakarta), ekstremnya di Bogor. Tapi airnya itu jatuh ke kita. Nah, ini juga perlu samakan persepsi apakah Gubernur Jawa Barat yang bikin surat atau kita,” ujarnya.
Basuki menuturkan kondisi kota Bogor dengan ketinggian permukaan tanah yang lebih tinggi dibandingkan Jakarta tidak terlalu bermasalah, hanya saja curah hujan yang tinggi sangat bermasalah bagi DKI Jakarta.
"Meski hitung kita sudah dianggap darurat, belum perlu kirim surat karena masalahnya sekarang ini yang darurat itu di Bogor yang hujannya gede," lanjut Basuki.
Seperti diketahui, Pemprov DKI akan menerapkan modifikasi cuaca bekerja sama dengan BNPB dan BPPT. Modifikasi cuaca ini akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 18 miliar yang rencananya akan mulai dilakukan pada Desember 2013 mendatang.
Modifikasi Cuaca
Beberapa bulan silam, Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB mengatakan modifikasi cuaca merupakan menebar sejumlah bahan semai berupa zat sejenis garam di udara, dan menghentikan hujan sebelum masuk Jakarta. BNPB hingga saat ini telah melaksanakan delapan kali tahap modifikasi cuaca .
“Modifikasi cuaca ini yang mampu menjatuhkan awan-awan menjadi hujan sebelum masuk Jakarta,” kata Sutopo.
Teknis modifikasi cuaca dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan pada 2013 ini pihaknya telah menyiapkan dua pesawat untuk rekayasa hujan ini.
“Kita siapkan dua pesawat, yakni Hercules C130 dan Casa 212, yang sudah didesain untuk bisa mengangkut 8 ton garam. Poskonya di Halim Perdanakusuma,” kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan, prinsip ini mempercepat proses awan menjadi hujan (jumping process) terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah bertekanan tinggi, yang bergerak menuju darat. Hal ini membuat hujan turun sebelum membesar menjadi hujan lebat di atas daratan. (beritajakarta.com)
Presiden Prabowo Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden M...
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan ...