Bawa Kurban di Kompleks Bait Allah, Orang Yahudi Ditangkap
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Delapan orang Yahudi ditangkap karena berusaha mempersembahkan kurban Paskah pada malam festival tujuh hari di Bukit Bait Allah Yerusalem. Bukit Bait Allah merupakan situs tersuci agama Yahudi. Seperti diberitakan pekan lalu.
Sebelumnya, orang-orang Palestina dibatasi pasukan keamanan Israel memasuki Bukit Bait Allah menjelang Paskah. Hanya perempuan Muslim dan laki-laki Muslim di atas usia 50 yang memiliki Paspor Israel diizinkan untuk memasuki kompleks itu.
Menurut Alkitab—sebelum penghancuran Bait Allah pada tahun 70 M—persembahan kurban Paskah seharusnya berlangsung di Bait Allah. Di bukit pernah berdiri Bait Allah Yerusalem. Tetapi, di daerah tersebut sejak abad ketujuh berdiri Dome of The Rock dan Masjid Al Aqsa.
Orang Yahudi dilarang berdoa atau melakukan upacara keagamaan apa pun di situs itu atas perintah pihak berwenang Wakaf Islam yang mengelola situs itu. Para aktivisYahudi berulang kali mengutuk hal itu sebagai penyerahan polisi Israel kepada ekstremis Muslim.
Aktivis nasionalis Noam Federman, termasuk salah satu yang ditahan, menuduh penangkapan itu sebagai hal yang memalukan Israel.
"Ini adalah tanda rasa malu Pemerintah Israel yang mengarahkan rezim rasisme kepada orang Yahudi di Bukit Bait Allah. Mereka [orang Yahudi] dilarang berdoa dan bahkan dicegah menjalankan mitzvot (perintah Taurat) Festival (Paskah)."
Markas Organisasi Bait Allah (Temple Organizations Headquarters), lembaga payung yang mewakili beberapa kelompok hak asasi Yahudi mengecam keras hal itu. Mereka menyebut penangkapan itu sebagai pukulan berat atas kebebasan beragama, hukum mendasar kebebasan beribadah, tempat-tempat suci, dan peraturan hukum di Yerusalem.
"Waktunya telah tiba untuk memungkinkan orang-orang Yahudi bertindak sebagai orang-orang bebas di negara Israel, tanpa perlu khawatir atau menyerah kepada ancaman Islam," tambah lembaga itu mengacu pada ancaman kekerasan teratur pelbagai kelompok Islam jika orang Yahudi diberikan hak beribadah yang sama atas Bukit Bait Allah.
Sebuah undang-undang yang diusulkan, diajukan Menteri Agama Israel Rabbi Eli Ben Dahan dari partai Rumah Yahudi (HaBayit HaYehudi). Undang-undang itu bertujuan menjamin hak beribadah yang sama. Hal ini mengakibatkan kemarahan kelompok Islam dan kiri.
Orang Yahudi diperintahkan Alkitab memberikan kurban untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir saat Paskah. Bangsa Israel keluar dari Mesir karena Allah membunuh semua anak sulung bangsa Mesir sementara melewati orang-orang Yahudi anak sulung. (timesofisrael.com/israelnationalnews.com)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...