Bayi 8 Bulan, Korban Terbaru Konflik Israel-Palestina
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM - Ramadan Thawabteh, bayi Palestina yang baru berusia 8 bulan, tewas setelah menderita sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan tentara Israel, dalam protes warga Palestina di Bethlehem, Tepi Barat, pada hari Jumat (30/10).
“Ramadan Thawabteh tewas akibat sesak napas pada hari ini setelah terkena gas air mata yang ditembakkan tentara Israel, yang memasuki rumah keluarganya,” kata seorang juru bicara kementerian kesehatan Palestina kepada AFP, Jumat (30/10), seperti dikutip Antara.
Tidak jelas apakah granat gas air mata itu masuk ke dalam rumah tersebut di Kota Bethlehem atau asap gas itu merembes ke dalam rumah itu dari luar.
Gas air mata, juga peluru karet, ditembakkan saat tentara Israel bentrok dengan pemuda Palestina dalam salah satu insiden terbaru dari serangkaian bentrokan yang melanda wilayah pendudukan Tepi Barat pada Jumat.
Sebelumnya, hari Jumat, seperti diberitakan voaindonesia.com, seorang Palestina tewas dan seorang lagi luka-luka dalam serangan pisau terhadap polisi Israel dekat Hebron. Pasukan keamanan juga menembak mati seorang Palestina yang menikam dan melukai seorang pria Amerika di dekat stasiun kereta api Yerusalem.
Desas-desus bahwa Israel berencana mengambil-alih tempat suci yang dihormati Muslim dan Yahudi di Yerusalem timur telah menjadi pangkal kekerasan selama sebulan yang telah menewaskan 11 orang Israel dan 65 orang Palestina. Sebagian besar orang Palestina itu tewas ketika menyerang atau berusaha menikam atau menembak sipil, polisi, atau tentara Israel.
Israel telah membantah desas-desus mengenai tempat suci itu dan menuduh pemimpin Palestina menghasut kaum muda untuk melakukan kekerasan.
Para pejabat Palestina mendesak Mahkamah Pidana Internasional menyelidiki tuduhan mengenai apa yang mereka sebut “kejahatan perang Israel” dan penggunaan berlebihan pasukan terhadap kaum sipil – tuduhan yang dibantah keras oleh Israel.
Banyak orang Palestina sudah muak oleh kecilnya kesempatan ekonomi, suramnya prospek perdamaian, dan kegiatan pemukiman Yahudi di tanah yang mereka kehendaki untuk negara masa depan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan bersedia berbicara dengan Palestina. Tetapi, ia mengatakan tidak ada perdamaian sebelum Palestina mengakui hak Israel untuk berdiri.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...