Bayi Ditemukan Selamat di Reruntuhan RS Bersalin yang Meledak
MEXICO CITY, SATUHARAPAN.COM - Sebuah truk gas meledak yang dengan cepat merasuk ke rumah salit bersalin di tepi barat Mexico City, kemarin pagi (22/1), membunuh seorang wanita, dua anak-anak serta melukai puluhan orang. Demikian keterangan pihak berwewenang.
Sementara itu beberapa bayi ditemukan hidup di dalam reruntuhan, demikian Reuters melaporkan.
Menurut Walikota Mexico City, Miguel Angel Mancera, seorang perawat dan seorang anak meninggal setelah ledakan, yang menghancurkan sekitar 70 persen dari rumah sakit bersalin bernama Cuajimalpa.
Berbicara di televisi nasional, menteri kesehatan Mexico City mengatakan anak lain telah meninggal dan lebih dari 70 orang terluka. Berta terakhir mengatakan seorang perawat dan dua orang bayi meninggal, sementara 70 orang terluka.
Beberapa bayi yang ditemukan di bawah reruntuhan. Puluhan pekerja penyelamat menggali reruntuhan beton dan logam untuk menemukan korban.
Orang yang mencari informasi tentang anggota keluarga berkumpul di sekitar garis polisi yang dibentuk untuk menjaga kerumunan masyarakat tidak terlalu dekat dengan suasana kacau beberapa saat sebelumnya. Beberapa yang terluka dievakuasi dengan helikopter.
Para pejabat mengutarakan penyebab ledakan adalah kebocoran pada selang gas dari truk yang sedang mengisi gas ke tanki rumah sakit.
"Mereka mencoba untuk menghentikan kebocoran, tapi itu tidak mungkin," kata Mancera. Tiga orang telah ditahan dan dua dirawat di rumah sakit, ia menambahkan.
Banyak daerah Mexico City tidak memiliki pasokan gas dan bergantung pada pengiriman dari truk gas. Mancera mengatakan perusahaan truk gas yang terlibat telah bekerja di Mexico City sejak tahun 2007.
Presiden Enrique Pena Nieto mengucapkan belasungkawa di Twitter, sementara Paus Fransiskus mendesak pengikutnya Twitter untuk berdoa bagi para korban dan keluarga mereka.
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...