BEI: Pergerakan IHSG Dibayangi Penyerapan Anggaran Pemerintah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa laju indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2015 ini masih dibayangi beberapa sentimen dari dalam negeri salah satunya penyerapan anggaran belanja pemerintah.
"Kamis IHSG BEI bergerak di area positif di level 4.600 poin, kita optimistis indeks BEI akan merangkak naik seraya menanti tiga hal di antaranya penyerapan anggaran pemerintah," kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, hari Kamis (26/11).
Selain itu indeks BEI juga dipengaruhi harapan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sehingga jaraknya tidak terlalu lebar dengan inflasi, dan hasil kinerja emiten kuartal III tahun ini.
Ia mengharapkan bahwa penyerapan anggaran belanja pemerintah pada tahun 2015 ini dapat lebih dari 80-85 persen. Saat ini, peranan penyerapan anggaran masih menjadi salah satu indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi. Penyerapan anggaran penting agar tercipta `multiplier effect` terhadap ekonomi.
"Semoga penyerapan anggaran belanja pemerintah lebih dari 80-85 persen, saya masih percaya pemerintah komitmen dan memiliki akselesari tinggi dan tepat sasaran," katanya.
Terkait suku bunga, Tito Sulistio mengharapkan Bank Indonesia dapat menurunkan level BI rate sehingga jarak dengan inflasi tidak terlalu lebar. Inflasi pada tahun ini diperkirakan dibawah 3 persen sementara BI rate berada di level 7,5 persen dengan demikian Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan BI rate.
Secara teoritis, Tito Sulistio mengatakan bahwa penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap investasi. Investor akan mencari alternatif yang memberikan hasil investasi lebih tinggi dibandingkan deposito yaitu saham dan obligasi.
"Saat ini jarak BI rate dengan inflasi sekitar 3,5 persen, sementara di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan negatif. Kenapa di Indonesia jaraknya lebar, semoga BI mau menurunkan `interest rate`," katanya.
Kendati demikian, Tito Sulistio mengatakan bahwa kebijakan BI rate merupakan sepenuhnya independensi Bank Indonesia, pihak lain dilarang ikut campur terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
"Kita hanya bisa menghimbau, semoga jarak BI rate dengan inflasi tidak terlalu jauh. Kita tidak boleh ikut campur," katanya.
Mengenai kinerja emiten, Tito Sulistio mengatakan bahwa sejauh ini sekitar 70 persen hasil kinerja emiten pada kuartal III mencatatkan hasil positif dan berpotensi membaik hingga akhir tahun 2015.
"Jadi, kalau penyerapan anggaran pemerintah mencapai target serta ada penyesuain jarak BI rate dan kinerja emiten membaik, maka IHSG BEI pelan-pelan bisa naik sampai kuatal I tahun 2016 depan," kata Tito Sulistio. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...